Quantcast
Channel: DISTORSI | STUDIO REKAMAN | HOME RECORDING | REKAMAN
Viewing all 73 articles
Browse latest View live

11 software plugins VST efek / guitar amp terbaik didunia - part 1

$
0
0
Seperti yang kita ketahui, saat ini efek guitar hingga guitar amp dapat di simulasikan oleh software / plugins. Banyak software yang dapat anda download dengan gratis di internet, walau biasanya beberapa software yang bagus berbayar juga sih :D

Oke apa sih yang biasanya kita dapatkan di dalam software / plugins efek / guitar amp? Biasanya anda dapat mendapatkan berbagai keperluan untuk guitaris, mulai dari Effect, head amplifier, amplifier, modulasi, dan lain-lain. Bahkan beberapa software dapat menyeting routing hingga pemilihan dan penyetingan mic untuk keperluan miking amplifier. Oke ini dia 11 software plugins VST efek / guitar amp terbaik didunia :D

11. Simulanalog Guitar Suite
Mungkin bagi anda yang sering memakai plugins FX / guitar amp berbayar akan sedikit kecewa dengan tampilan atau GUI yang ada di software / plugins Simulanalog Guitar Suite ini. Yup di software / plugins Simulanalog Guitar Suite ini anda hanya akan menemukan beberapa pengaturan parameter dan faders. Tapi jangan salah, software / plugins Simulanalog Guitar Suite ini memiliki lumayan banyak effect / tone yang anda bisa anda gunakan. Apalagi software plugins FX / guitar amp ini dapat anda download gratis karena lisensi nya yang freeware :)

Ada emulasi lima stompbox dan dua ampli (dimodelkan pada Fender Twin 1969 dan Marshall JCM900 dual reverb). Jika Anda terbiasa tanpa GUI mencolok, mungkin Simulanalog Guitar Suite ini adalah jawaban yang tepat.

Anda dapat mendownload Simulanalog Guitar Suite di:
http://www.simulanalog.org/

10. Studio Devil Amp Modeler Pro
Studio Devil - Virtual Guitar Amp, meskipun plugins ini berbayar, tapi mereka juga merilis versi gratisnya loh. Didalam plugins ini anda tidak hanya menemukan menemukan beberapa model amp, namun anda juga akan menemukan empat efek stompbox,  impulse-based cabinet emulations, a 7-band graphic EQ, 1-band parametric EQ, compressor, gate, echo, reverb dan wah-wah.

Informasi lebih lanjut dari Studio Devil - Virtual Guitar Amp dapat anda temukan di
http://www.studiodevil.com/products/amp_modeler_pro/


09. Magix Vandal
Magix mungkin dikenal sebagai software yang debutnya di awali dari perusahaan pembuat software DAW SAMPLITUBE. Software Guitar / Bass Amp ini ampli vitual, cabinet, konfigurasi miking dan berbagai efek yang ditawarkan.

berbagai ampli virtual, taksi, konfigurasi miking dan efek yang di tawarkan, dengan model amp menjadi sorot tertentu. Efek lebih dari kantong campuran, tetapi penggunaan CPU rendah dan antarmuka yang sederhana hal-hal menarik kembali mendukung Vandal itu. Kelebihan software ini adalah anda dapat mencoba berbagai efek dan kabinet yang ada, namun software ini hanya mengambil sedikit dari source CPU anda, yang berarti software ini sangat ringan!

Informasi lebih lanjut, langsung ke situs resminya di
http://www.vandalamps.com/en/

08. Overloud TH2
TH2 mungkin saja menjadi salah satu simulator ampli yang belum anda pernah dengar sebelumnya. TH2 adalah salah satu software yang menjadi favorite saya, di software ini anda akan disuguhi oleh emulasi resmi dari gear merk ternama seperti Fender, Marshall, Mesa Boogie, Vox, Peavey and Soldano, and badged versions of kit from Randall, Brunetti dan THD. Anda harus mencoba software simulator amp ini!

Info lebih lanjut dari software ini bisa anda dapatkan di
http://overloud.com/products/th2.php

07. Waves GTR
Ini salah software yang menurut saya lumayan lengkap dan banyak pilihan didalamnya. Di Waves GTR anda akan mendapatkan high quality. 25 guitar amps, seven bass amps, 29 cabs and 26 stomps yang dapat anda gunakan dengan DAW kesayangan anda, atau bahkan standalone tanpa menggunakan DAW sekalipun. Di Waves GTR anda juga akan menemukan berbagai mic untuk miking dan tentu juga pengaturan nya.

Informasi lebih lengkap, cek
http://www.wavesgtr.com/

06. Peavy ReValver
Awalnya dikembangkan oleh Alien Connections, ReValver sekarang sepenuhnya dimiliki oleh Peavey. Software ini berbasis Rak, yang berarti Anda dapat mengganti-ganti rack sesuka hati anda, dan alurnya itu dihitung atau didengar dari atas kebawah. Ini salah satu software favorite saya juga, didalamnya anda akan mendapatkan berbagai software yang memang mendapatkan lisensi dari gear yang di simulasikan.. pokoknya ROCKS!

Oke kita potong dahulu disini, urutan 5 sampai ke satu saya lanjutkan di artikel selanjutnya, keep ROCKS DUDE! :D

Mengatasi masalah error saat menginstall AD Pack (Expansion untuk Addcitive Drums)

$
0
0
Addictive Drums adalah salah satu software Virtual Drummer yang saat ini banyak digunakan oleh musisi maupun Sound Engineer. Size yang tidak begitu besar, Fleksibelitas dalam hal penyetingan, banyaknya pilihan kit yang tersedia merupakan beberapa hal yang menjadi kelebihan software ini. Apabila Kit / sample nya kurang pun anda dapat menambahkannya dengan Expansion nya (AD Pack).

Namun pernahkan teman-teman yang mengalami masalah saat anda menginstal AD Pack / Expansion untuk Addictive Drums malah muncul masalah tidak bisa dibukanya program Addictive Drums di DAW atau Sequencer anda?

Contoh, saat saya menginstal Addictive Drums (Host), program tersebut dapet berjalan dengan sempurna. Nnamun setelah saya menginstal (contoh) ADpak Metal malah program Host nya tidak mau terbuka di DAW / Sequencer. Entah Plugins nya tidak terditeksi ataupun terditeksi namun tidak dapat terbuka. Nah, saat ini saya ingin berbagi bagaimana cara penanggulangannya.
  • Pertama pastikan host addictive drums anda sudah di update hingga versi 1.5.2. Kalau sudah diupdate namun masih mengalami masalah yang sama, silahkan coba cara di bawah ini.
  • Unistall terlebih dahulu Addictive Drums (Host) beserta AD Pack nya (Expansion nya)
  • Jangan Lupa untuk mendelete Addictive Drums.dll, biasanya dapat anda temukan di C:\Program Files\VstPlugins
  • Setelah anda mengUninstall semua hal yang berbau Addictive Drums, Install kembali Addictive Drums (Host). Ingat! hanya Host nya saja, lalu jangan lupa di update ke vesi 1.5.2. UntukAD Pack / Expansion nya akan kita Install secara manual.
  • Oke, Setelah Addictive Drums (Host) terinstall, buka folder AD Pack yang ingin anda install. (Sebagai contoh, saya disini akan menginstall AD Pack Metal). Didalam foldernya akan tampak seperti ini
  • Buka folder AD Content - Installer DataRoot
  • Disana biasanya ada 3 folder (kalaupun 2 juga gpp), Factory Presets, Factory TomSets, dan Sound Data
  • Copy ketiga folder tersebut
  • Lalu paste di tempat anda menginstall Addictive Drums (Host), Kalau di tempat saya di C:\Program Files\XLN Audio\Addictive Drums
  • Selesai :D

Distorsi - Home Recording - Studio Rekaman

    Cara menginstall steinberg cubase 5

    $
    0
    0
    Beberapa hari yang lalu saya menerima email dari kawan pembaca blog distorsi. Kawan tersebut menanyakan bagaimana cara menginstall steinberg cubase 5 versi PC. Mungkin bagi anda yang sudah sering menginstall software atau game di komputer tidak akan mengalami kesulitan untuk menginstall steinberg cubase. Namun masih banyak loh yang masih belum tahu. So, dalam artikel ini saya akan membahas bagaimana cara menginstall steinberg cubase 5.

    Terlebih dahulu anda harus mengetahui format file dari mentahan installer yang anda punya.

    Gunakan software WINRAR apabila format mentahan installer steinberg cubase 5 anda :
    • *.rar
    • *.r00, *.r01, *.r02, *.r03 dan seterusnya
    • *.zip
    • *.7z
    • *.ace
    • *.arj
    • *.bz2
    • *.cab
    • *.gz
    • *.iso
    • *.jar
    • *.lzh
    • *.tar
    • *.uue
    • *.z

    Dan gunakan software Alcohol 120% atau Daemon untuk yang berformat :
    • *.iso
    • *.nrg
    • *.mds
    • *.mdx
    • *.bwt
    • *.b5t
    • *.cue
    • dan lain-lain

    Untuk mendapatkan atau mendownload software pendukung tersebut bisa anda search di paman google.

    Dalam contoh pada artikel yang saya tulis ini, format mentahan installer yang saya punya adalah *.r00, *.r01, *.r02, *.r03 hingga sampai *.r40. Dan steinberg cubase 5 yang saya punya ini rilisan dari Air yang mempunyai size 3,89gb (saat masih ter-compress)


    Oke langsung saja kita ke tutorialnya. Block salah satu file → klik kanan → Extract file...

    Lalu pilih destination path (folder untuk menampung hasil extract). Dalam contoh, folder untuk menampung hasil extract adalah D:\Distorsi\Software\recording\Steinberg.Cubase.v5.1\air-sc51 - yang lainnya biarkan saja seperti itu - lalu tekan tombol OK

    Tunggu hingga ter-extract

    Setelah ter-extract ternyata saya menemukan file dengan format *.ISO - yang berarti masih bisa di extract dengan WINRAR atau di Unmount dengan Alcohol 120% atau Daemon. Dalam artikel ini saya masih menggunakan WINRAR untuk meng-extract file *.ISO tersebut.

    Extract file dengan format *.ISO tersebut dengan cara yang sama seperti diatas. Setelah file dengan format *.ISO ter-extract, anda akan menemukan file-file seperti gambar dibawah ini.

    Klik 2 kali file Setup.exe

    1. Yang pertama ada Installasi Track Presets for Halion Symponic Ochestra
    • Kalau ingin menginstall Track Presets for Halion Symponic Ochestra : Klik Install - I accept the terms in the License Agreement - Next - Next - Install - Tunggu hingga selesai - Finish
    • Kalau ingin skip / tidak menginstall :klik Cancel

    2. Yang kedua adalah Installasi HALion One
    • Kalau ingin menginstall HALion One : Klik Install - I accept the terms in the License Agreement - Next - Next - Install - Tunggu hingga selesai - Finish
    • Kalau ingin skip / tidak menginstall :klik Cancel

    3. Yang ketiga dan seterusnya
    Caranya hampir sama semua kok, jadi sepertinya tidak perlu dijelaskan semua nya. hapir semua caranya seperti ini
    • Kalau ingin menginstall : Klik Install - I accept the terms in the License Agreement - Next - Next - Install - Tunggu hingga selesai - Finish
    • Kalau ingin skip / tidak menginstall :klik Cancel
    Yang beda mungkin pada tahap Update dan Dongle Emulator. Tapi pasti anda akan mengerti kok cara menginstall nya ;)

    Bagi anda menanyakan apakah harus menginstal semuanya? Jawabannya adalah tergantung kebutuhan. Apabila anda membutuhkannya silahkan untuk menginstall semua, apabila anda merasa tidak butuh, install yang sesuai kebutuhannya saja. Dan jika anda baru pertama kali menginstall Steinberg Cubase 5, saya rasa anda perlu menginstall kesemuanya untuk mengetahui fitur apa sajakah yang ada di Steinberg Cubase versi 5 ini.

    Oke segitu dulu, bagi ada yang masih memiliki masalah untuk menginstall Steinberg Cubase 5 bisa ditanyakan di kotak komentar :D

    Distorsi - Studio Rekaman - Home Recording - Rekaman - Jual Alat Rekaman

    Focusrite Scarlett 2i2

    $
    0
    0
    Saat ini banyak sekali pilihan soundcard atau audio interface yang ada di pasaran, mulai dari yang harganya 1 jutaan, hingga pada kisaran puluhan juta. Kalau anda berencana membeli sebuah soundcard atau audio interface untuk keperluan studio rekaman atau home recording anda, tentunya anda harus memikirkan beberapa faktor. Mungkin beberapa faktor yang harus anda pikirkan adalah:
    • Budged
    • Kebutuhan Audio (berapa input dan output yang anda perlukan)
    • Koneksi (PCI, USB, ataupun Fireware)
    • Digunakan untuk apa (Recording, Mixing, Atau Mastering)
    • OS (Sistem Operasi) dan Software apa yang anda gunakan
    • Fitur
    Dari sekian banyak faktor, mungkin faktor yang sudah disebutkan diatas sudah termasuk lengkap untuk dijadikan pertanyaan pada diri anda (awas jangan sampai galau yah mikirin  soundcard atau audio interface aja hehe ).

    Banyak dari kawan pembaca blog distorsi selalu hanya bertanya kepada saya, " soundcard atau audio interface apa yang bagus?", dan saya selalu berkata "Soundcard atau audio interface yang bagus adalah soundcard yang sesuai dengan kebutuhan mas / anda / bapak" :)

    Oke, di artikel ini saya ingin mengenalkan salah satu produk soundcard atau audio interface dari Focusrite, yaitu Focusrite Scarlett 2i2.



    Focusrite Scarlett 2i2 adalah salah satu dari sekian banyak soundcard atau audio interface yang dikeluarkan oleh Focusrite. Focusrite Scarlett 2i2 ini termasuk kedalam golongan low-end dengan harga kurang dari Rp. 1.500.000,-. Apa saja fitur yang ada di Focusrite Scarlett 2i2? Yuk kita bahas lebih lanjut :D

    Overview

    Focusrite Scarlett 2i2 adalah soundcard atau audio interface berkoneksi USB yang mempunyai 2input dan 2output. Tentunya dikarenakan mempunyai koneksi USB, soundcard atau audio interface Focusrite Scarlett 2i2 tergolong kedalam "USB Mobile Audio Interface" atau bahasa belanda nya "bisa dipakai dan dibawa dimana saja :p". Walaupun soundcard ini ditawarkan dengan harga kurang dari Rp. 1.500.000,-, namun didalam Focusrite Scarlett 2i2 terdapat preamp Focusrite yang diunggulkan karena telah menjadi "award-winning" dalam dunia per-preamp-an. Jadi apabila anda tidak mempunyai budged tambahan untuk membeli sebuah preamp, mungkin Focusrite Scarlett 2i2 adalah salah satu pilihan untuk anda :)

    Dengan harga kurang dari Rp. 1.500.000,-, Focusrite Scarlett 2i2 menawarkan anda sebuah soundcard / audio interface berkoneksi USB, 2input dan 2output, kokoh dan elegan dengan body alumunium, USB Mobile Audio Interface / bisa di bawa dan dipakai dengan mudah dimana saja dan tentu saja sudah build in preamp foucrite :)

    Key Features


    • High Quality Mic Preamps Focusrite Scarlett 2i2 memiliki 2 buah preamp berkualitas tinggi dari Focusrite mic pres. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dalam merancang peralatan analog, FOCUSRITE menghasilkan mic preamp terbaik di industri. Preamp terbaik tersebut tentu saja juga terdapat di Focusrite Scarlett 2i2 ini tanpa terkecuali. Dan memiliki desain yang sama dengan Saffire PRO 40 and Liquid Saffire 56

    • Excellent Digital Performance
      Dengan 24-bit resolution dan memiliki sample rate hingga 96 KHz, konversi digital yang ada di Focusrite Scarlett 2i2 memiliki kualitas yang sangat tinggi dan detail untuk keperluan merekam audio. Biasanya kalau saya merekam dengan sample rate 48KHz dan 24bit, itu sudah lebih dari cukup, bayangkan jika 96 KHz, pasti terdengar lebih mantap :)

    • Truly Portable Interface
      Focusrite Scarlett 2i2 sangat ringan dan tidak begitu besar sehingga mudah untuk muat dalam tas laptop. Dan lebih kerennya, Focusrite Scarlett 2i2 tidak memerlukan addition power (atau colokan yang biasa memakai adaptor). Jadi tinggal colok, langsung REKAM! Bayangkan, anda bisa melakukan rekaman dimana pun anda inginkan. Aih mantab :D

    • Included Software – DAW and Effects
      Dalam pembelian Focusrite Scarlett 2i2, anda sudah mendapatkan Ableton Live Lite 8, dan juga Focusrite’s Scarlett plug-in suite yang dapat digunakan di semua major DAW. Asik dapat software gratis :p

    • Mac OSX Lion Ready
      MAC User? Jangan khawatir! karena soundcard / audio interface ini sudah mendukung Mac OSX 10.7, Lion. Jadi anda bisa yakin bahwa MAC dan Focusrite Scarlett 2i2 akan berjalan dengan sempurna untuk selamanya hehe...


    Berikut adalah video dari Focusrite Scarlett 2i2. Videonya mantab, andai saya bisa main gitar :( *curhat

    BERMINAT UNTUK MEMBELI PRODUK INI ATAU SEKEDAR BERTANYA-TANYA?

    Untuk membeli, mengetahui harga, deskripsi, hingga spesifikasi lengkap Focusrite Scarlett 2i2
    Anda dapat mengujungi Toko Distrosi


    Anda juga bisa bertanya-tanya atau berkonsultasi tentang hardware untuk keperluan audio di toko kami tersebut :)

    Mackie Onyx Black Jack - Unboxing dan Review

    $
    0
    0
    Wuih sudah lama sekali saya mengupdate blog distorsi karena beberapa hal penting yang harus dikerjakan, lagi nyusun proposal skripsi soalnya *curhat abis*

    Oke, kemarin saya diberi kesempatan dipinjamkan beberapa produk demo dari distributor untuk dijajal atau dicoba dirumah.Salah satu produk yang bisa saya coba adalah Mackie Onyx Black Jack.



    Audio Interface buatan Mackie ini memiliki 2 channel input dan 2 channel output. Mackie Onyx Black Jack ini juga menggunakan koneksi USB tanpa memerlukan power tambahan berupa adaptor. So, tinggal colok ke usb komputer, install driver, setting di Control Panel DAW atau Sequencer anda, dan anda siap untuk merekam maupun memplayback project materi lagu anda.... yang berarti sangat cocok untuk kebutuhan home recording / studio rekaman sederhana maupun untuk playback live diatas panggung... maknyuss lah pokoknya... istilah kerennya itu "USB Mobile Audio Interface"

    Mackie Onyx Black Jack juga memiliki / build in preamp dikedua inputnya, jadi anda bisa menghemat pengeluaran anda karena tidak perlu untuk membeli preamp terpisah. Di audio interface / soundcard ini, anda akan menemukan phantom power yang gunanya sebagai tambahan power untuk mic condenser anda... aih... pokoknya mah bisa hemat aja kalau pakai Mackie Onyx Black Jack... All in one kalau bahasa gaulnya

    Oke mari kita lihat isi dari box Mackie Onyx Black Jack ini.... (maap sebelumnya kalau photonya kurang bagus, soalnya photo dari handphone saya, malam-malam pula).

    Gambar 1. Box Mackie Onyx Black Jack sebelum dibuka

    Gambar 2. Isi dari Box Mackie Onyx Black Jack saat dikeluarkan

    Gambar 3. Mackie Onyx Black Jack tampak depan

    Gambar 4. Mackie Onyx Black Jack tampak belakang

    Gambar 5. Kabel USB yang sudah include didalam paket penjualan

    Gambar 6. Buku manual dan petunjuk penting

    Oke, hal pertama yang saya "ngeh" dari isi box Mackie Onyx Black Jack adalah ketiadaan  CD driver. Anda harus mendownload Driver Mackie Onyx Black Jack di website resmi Mackie (http://www.mackie.com/products/onyxiseries/drivers/).
    Gambar 7. Petunjuk untuk mendownload Driver
    Entah ini menjadi salah satu hambatan, atau malah menjadi salah satu kelebihan dari Mackie Onyx Black Jack ini. Loh kok kelebihan sih? Driver yang dipakai pada suatu produk haruslah ter-"update" agar tidak bermasalah saat digunakan. Nah mungkin produsen Mackie ini sudah berpikir terlebih dahulu sebelumnya, agar pemakai / pengguna Mackie Onyx Black Jack tidak mengalami masalah saat menggunakan produknya, maka anda harus / wajib menggunakan driver terbaru / lastest driver. Hmmm jadi menurut anda apakah ini sebuah hambatan? atau sebuah kelebihan? Anda yang bisa menilai.

    Kedua adalah ketika saya disuguhkan dengan petunjuk penting tentang software gratis yang sudah di bundle didalam produk ini, yaitu Tracktion.
    Gambar 8. Petunjuk Traction beserta Lisence Code-nya

    Namun setelah membaca petunjuk dari kertas yang dimaksud, saya malah menemukan web dengan Error 404. Tapi setelah saya berselancar di google, saya menemukan link baru di http://www.mackie.com/authorize. Entah apa benar di link tersebutkah nanti Lisence Code tersebut dapat digunakan atau tidak, saya belum mencobanya :p


    REAR PANEL
    Mackie Onyx Black Jack ini memiliki 2 buah input yang dapat merekam hingga 24bit / 48Khz. Yang berarti anda dapat merekam materi lagu anda dengan hasil standart professional. Lebih kerennya, 2 Input  yang ada di Mackie Onyx Black Jack ini sudah memiliki / build in ONYX PREAMPS yang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya berdasarkan beberapa referensi yang saya baca.

    Gambar 9. Inputs Channel


    2 Channel input yang berada di bagian belakang Mackie Onyx Black Jack ini dapat menerima balance microphone inputs dari XLR Connector (biasanya untuk Microphone) maupun balance dan unbalance 1/4" TRS Connector (biasanya untuk Instrument)

    Gambar 10. XLR Connector


    Gambar 11. TRS Male Connector


    Untuk anda yang ingin menggunakan Microphone Condenser, tentu saja wajib menggunakan phantom power dengan daya 48v. Bersyukurlah, di Mackie Onyx Black Jack ini anda sudah mendapati phantom power ini. Tinggal tekan tombol phantom power yang ada didepan, anda sudah siap untuk menggunakan Microphone Condenser.
    Gambar 11. Phantom power


    Untuk merekam gitar maupun intrument lain. Mackie Onyx Black Jack memberikan fitur HI-Z (High-Impedance) Switch, sebagai pengganti DI BOX tambahan. Tanpa fitur ini, suara yang terekam tidak akan terdengar natural (bahasanya halusnya gk bagus), khususnya itu pada bagian hi frequensi.

    Gambar 12. HI-Z Switch


    Pada Output / Monitor Out, anda dapat menemukan channel dengan koneksi balance dan unbalance 1/4" TRS Connector
    Gambar 12. Monitor Out



    Front Panel
    1. Gain Control
    Kenop / Knob untuk gain ini berguna untuk menyesuaikan sensitifitas (atau bahasa manusia nya volume atau gain) dari mic dan line input.

    2. SIG / OL LED
    Lampu LED yang ada di front panel Mackie Onyx Black Jack ini memiliki 2 warna, hijau dan merah. Saat lampu LED berwarna hijau, berarti anda aman untuk merekam materi anda. Namun saat berwarna merah, disarankan untuk memutar kenob gain ke arah berlawanan arah jam agar berwarna hijau kembali, hal ini dimaksudkan agar materi yang anda rekam tidak peak atau overload saat direkam... jadi amannya di warna hijau :D

    3. HI-Z Switch
    Sebenarnya sudah dibahas sebelumnya di tengah-tengah artikel, Mackie Onyx Black Jack memberikan fitur HI-Z (High-Impedance) Switch, sebagai pengganti DI BOX tambahan. Tanpa fitur ini, suara yang terekam tidak akan terdengar natural (bahasanya halusnya gk bagus), khususnya itu pada bagian hi frequensi.

    Nanti terusin lagi *nyicil mode : on*


    BERMINAT UNTUK MEMBELI PRODUK INI ATAU SEKEDAR BERTANYA-TANYA?

    Untuk membeli, mengetahui harga, deskripsi, hingga spesifikasi lengkap Mackie Onyx Black Jack
    Anda dapat mengujungi Toko Distrosi


    Anda juga bisa bertanya-tanya atau berkonsultasi tentang hardware untuk keperluan audio di toko kami tersebut :)

    Soundcard? Audio Interface? Ini dia tips cara memilih sebelum anda membeli! Part 1

    $
    0
    0
    Banyak sekali kawan-kawan yang bertanya ke saya, entah lewat email, sms, ym, maupun lewat facebook. "Soundcard yang bagus untuk saya itu apa yah?" atau "Mau beli soundcard merek A, kira-kira bagus gk buat saya?" dan juga "Kira-kira bagusan mana mas, soundcard merek A atau merek B".

    Nah setelah muter-muter cari referensi, akhir dapat juga. Artikel ini ditulis bersumber dari artikel Mas Agus Hardiman dari Musiktek. Saya minta ijin tulis lagi di blog Distorsi yah Mas Agus :)

    Dari tiga pertanyaan tentang soundcard diatas yaitu :
    • Soundcard yang bagus untuk saya itu apa yah?
    • Mau beli audio interface / soundcard merek A, kira-kira bagus gk buat saya?
    • Kira-kira bagusan mana mas, soundcard merek A atau merek B?
    Kita bisa membuat pertanyaan lagi dari pertanyaan-pertanyaan diatas. Loh? Kenapa? karna pertanyaan-pertanyaan seperti ini penting untuk mengetahui Soundcard apa yang cocok untuk anda.

    Oh iya sebelumnya, Soundcard adalah "kata" yang umum digunakan oleh orang, walaupun sebetulnya gk terlalu tepat atau pas. Istilah yang sering dipakai itu adalah Conveter / Audio Interface / Audio Card. Karena seperti yang telah di jelaskan di postingan saya sebelumnya yang berjudul Alat yang dibutuhkan untuk membuat studio rekaman audio sederhana  bahwa belum tentu sebuah CONVETER ataupun AUDIO INTERFACE berupa "kartu" yang dipasang di motherboard pada cpu komputer, karena saat ini CONVETER atau AUDIO INTERFACE ada yang berupa box, mixer dan lain-lain (soundcard eksternal dengan koneksi USB dan FIREWARE).

    Oke kita mulai aja.

    1. Berapa budged yang anda alokasikan?
    Ini dia pertanyaan yang paling penting. Berapa dana atau budged yang anda alokasikan untuk membeli soundcard atau audio interface. Seperti yang kita tahu Soundcard atau Audio Interface khusus untuk rekaman yang ada di pasaran saat ini mempunya harga yang berbeda-beda.

    Jadi mulailah dahulu berapa budged yang ingin anda alokasikan untuk membeli Soundcard atau Audio Interface.
    Gambar 1. Budged

    Dimulai dari yang paling murah mungkin sekitar 1juta hingga 2,5jutaan sudah terbilang bagus untuk merekam materi lagu-lagu anda secara professional. Punya dana lebih? Sudah tentu anda akan memiliki lebih banyak pilihan dan fitur yang lebih bagus :)

    Mungkin masih banyak yang bertanya seperti ini :
    "Mas di komputer PC / laptop saya sudah bisa mendengarkan lagu mp3 dengan winamp, dan juga bisa merekam materi saya kok? Kenapa harus beli lagi soundcard atau audio interface dengan harga yang tidak bisa dikatakan murah lagi?"

    Yup, memang di PC ataupun Laptop anda akan menemukan Soundcard. Soundcard ini bernama soundcard onboard yang menempel di Motherboard komputer / laptop anda. Di Soundcard Onboard biasanya anda akan menemukan 3 buah lubang, 1 lubang stereo untuk output / headphone out. 1 lubang mic input dan juga 1 lubang line input.
    Gambar 2. Soundcard Onboard

    Tapi dengan memakai Soundcard Onboard, anda akan menemukan banyak sekali masalah. Beberapa masalah yang paling menonjol adalah :
    1. Kualitas untuk merekam suara kurang bagus, banyak nya noise yang sudah pasti mengalahkan suara yang ingin anda rekam. biasanya soundcard onboard hanya bisa merekam maksimal 16bit), coba saja dibandingkan dengan soundcard yang memang di tujukan untuk spesialis rekaman yang bisa merekam maksimal 24bit bahkan 32bit!. sample rate? biasa nya soundcard onboard mempunyai sampling rate yang kecil, 44,1Khz, walaupun ada yang lebih seperti 48Khz namun tetap saja soundcard tersebut tidak disarankan untuk dipakai rekaman)
    2. Latency, atau beberapa orang menyebutnya delay. walaupun bisa di akali dengan driver ASIO4ALL namun tetap saja masih terasa latencynya.
    3. Koneksi masih menggunakan jack 3,5mm Sedangkan instrumen musik pakai jack 1/4 atau kabel XLR atau kabel TRS.walaupun bisa diakali dengan extention, namun belum tentu extention tersebut malah membantu, bisa saja malah membuat hasil rekaman anda semakin tidak bagus.
    4. Kualitas AD/DA converter yang tidak di peruntukan untuk rekaman professional. Kalau Anda pernah rekaman dgn soundcard onboard & hasil rekamannya terasa lebih mendem (=kurang bright) atau malah hilang frekwensi bassnya dibandingkan dengan bunyi instrumen aslinya, nah itu dia pengaruh kualitas AD Converternya. AD converter adalah bagian dari soundcard yang mengubah data analog menjadi data digital (Input). Sedangkan DA converter mengubah data digital menjadi data analog (output).

    So, masih mau pakai soundcard onboard lagi? :D

    Jadi. yang bisa disimpulkan dari poin pertama adalah :
    Menentukan budged yang anda alokasikan untuk membeli Soundcard atau Audio Interface saat ingin bertanya / membeli :) 

     
    2. Kebutuhan audio yang anda inginkan
    Bicara tentang kebutuhan, tak mungkin kalau kita tidak membicarakan tentang spesifikasi dari Audio Interface atau Soundcard yang ingin anda beli. Spesifikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    A. Berapa jumlah channel input dan output yang diperlukan / yang anda butuhkan?
    Ini pertanyaan yang sering sekali saya tanyakan. Berapa channel input dan output yang akan anda gunakan secara bersama-sama? 2 channel? 4 channel? 6 channel? 8 channel? atau lebih?

    Nah misalnya anda hanya merekam instrument satu-persatu, tentu saja 2 channel input saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan anda.

    Atau misalnya anda ingin merekam live accoustic dengan perlengkapan sebagai berikut :
    • 2 buah microphone untuk vocal utama dan backing vocal
    • 2 buah guitar accoustic
    • 1 buah bass
    • 1 buah cajon

    Berarti ada membutuhkan 6 buah input channel apabila ingin merekam kesemua perlengkapan diatas pertrack secara bersamaan yang nanti bisa anda mixing secara leluasa. Atau apabila anda ingin merekam drum, berarti anda membutuhkan minimal 8 buah input channel atau lebih. Kalau merekam live full band butuh berapa input? Monggo di perkirakan sendiri :D

    Oke yang barusan kita bahas adalah input channel. Kalau output channel? Minimal output channel tentu saja 2 buah output mono (stereo) untuk ke speaker monitor anda.

    Tapi kok ada yang output channel nya lebih dari 2 channel? Nah itu bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain. Sebagai contoh yaitu untuk outboard processor atau hardware FX eksternal. Juga sebagai monitoring saat anda live (untuk keperluan playback looping anda) ataupun untuk output ke sepasang speaker monitor yang lain di studio anda.

    Contohnya adalah Focusrite Saffire PRO 24 DSP.
    Gambar 3. Focusrite Saffire PRO 40 - input dan output

    Focusrite Saffire PRO 40, Audio Interface murah dengan fitur lengkap ini memiliki
    • 8 channel input
    • 10 analog output
    • + 2 channel stereo untuk headphone di front panel.


    Focusrite Saffire PRO 40 bisa di set sebagai berikut (Contoh) :
    • Output 1 dan 2 bisa digunakan untuk ke sepasang speaker monitor flat anda.
    • Output 3 dan 4 bisa anda gunakan untuk sepasang speaker multimedia / hi-fi yang gunanya sebagai perbandingan bagaimana suara hasil recording / mixing / mastering anda terdengar di speaker biasa ini
    • Output 5 dan 6 bisa anda gunakan untuk headphone monitoring untuk pemain / player (musisi) yang siap rekaman di ruangan lain (contoh nya untuk player drum, guitar accoustic, dll)
    • Output 7, 8 dan seterusnya bisa anda gunakan untuk outboard processor atau hardware FX eksternal, dsb, dsb, dsn :p

    B. Apa yang ingin anda rekam di audio interface anda 
    Nah ini nih yang harus anda soroti saat ingin membeli Audio Interface atau Soundcard. Pastikan di Audio Interface atau Soundcard yang anda pilih / yang ingin anda beli memiliki koneksi input yang dibutuhkan untuk merekam instrument atau sumber suara yang ingin anda rekam.

    Sebagai contoh jika anda ingin merekam dari microphone, tentu saja anda membutuhkan mic input dengan koneksi XLR. Dan jika anda ingin merekam dari microphone condenser Audio Interface atau Soundcard anda wajib memilik Phantom Power (48V)!

    Sebagai contoh di Focusrite Saffire PRO 40, di channel input audio interface ini anda dapat melihat bahwa semua input (8 channel) memiliki konektivitas yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Di 8 channel input yang ada, anda bisa "mencolokkan" kabel dengan konektivitas TRS (biasanya untuk instrument) maupun XLR (biasanya untuk microphone). Jadi benar-benar sangat fleksibel!
     


    Gambar 4. XLR Connector


    Gambar 5. TRS Male Connector



    Coba lihat gambar input (Input 1 dan 2) yang berada di front panel dari Focusrite Saffire PRO 40 dibawah ini. Warna biru menunjukan input, dan warna merah menunjukan tombol Phantom Power untuk channel input 1 hingga channel input 4.
    Gambar 6. Mic Input 1 & 2 dan Phantom Power

    Nah, bagaimana untuk merekam instrument seperti bass ataupun gitar yang direct dari instrument langsung ke Audio Interface atau Soundcard tanpa melalui Multi-FX? Anda membutukan Instrument Inputs. Kalau di Focusrite Saffire PRO 40, anda tinggal klik tombol Inst yang berada di front panel.

    Gambar 7. Instrument Input

    Kalau di Audio Interface atau Soundcard lain, mungkin nama tombol nya adalah HI-Z Swicth. Contohnya pada Mackie Onyx Black Jack
    Gambar 8. HI-Z Swicth pada Mackie Onyx Black Jack

    Nah kalau merekam dari keyboard synthesizer atau output dari Multi-FX Guitar, dibutuhkan line input
    Gambar 9. Line input (Juga sebagai Mic juga bisa)


    Kalau mau merekam data MIDI? Tentu saja anda membutuhkan MIDI Input
    Gambar 10. MIDI In/Out

    C. Digunakan untuk apa? apakah untuk recording? apakah untuk mixing? atau apakah untuk mastering?
    Nah bingungkan? emangnya beda yah Audio Interface / soundcard untuk recording dengan untuk mixing maupun mastering?
    • Jika anda ingin membeli Audio Interface / Soundcard dengan kebutuhan utamanya untuk recording, maka pilihlah Audio Interface atau soundcard yang dynamic range-nya (dynamic range input) dari A/D converter yang besar (semakin besar, semakin bagus)
    • Jika anda ingin membeli Audio Interface / Soundcard dengan kebutuhan utamanya untuk mixing dan mastering, maka pilihlah Audio Interface atau soundcard yang dynamic range-nya (dynamic range output) dari D/A converter yang besar (semakin besar, semakin bagus)
    • Diluar dari kedua poin sebelumnya, untuk mastering, cari soundcard yang bisa merekam dengan sample rate 192kHz dan minimal mempunyai 4 input/out agar dapat menggunakan insert hardware dari outboard processor. Tapi jika ingin mastering "in the box", 2 input/output sudah cukup kok :)


    Untuk mengetahui beberapa hal diatas, anda bisa melihatnya pada spesifikasi dari Soundcard atau Audio Interface yang ingin anda beli kok.

    Continue...

    Distorsi | Home Recording | Studio Rekaman | Alat Recording

    Bagaimana Cara Mixing Bass Untuk Genre HARDCORE

    $
    0
    0
    Tidak sulit menemukan diskusi bagaimana mixing gitar, drum, atau bahkan mastering, tapi lain halnya dengan bass yang kurang mendapat perhatian, walaupun perannya tidak sangat dominan tetapi bass memainkan peran penting dalam mengisi frekuensi rendah dan membuat komposisi musik menjadi lebih dinamis.

    Apa yang ditulis pada sharing kali ini mungkin tidak begitu saja berlaku pada kasus anda, maka gunakan guideline ini untuk berlatih, bereksperimen, dan ciptakan soundmu sendiri.

    Beserta artikel ini, terdapat sound sample agar kamu bisa membandingkan perubahan sound tiap langkah yang dilakukan dan sebagai bahan pembelajaran.

    Jadi saya punya sebuah track bass DI which is well played and have pretty sounding tetapi masih terdengar terlalu lembek dan sangat berdinamika.

    link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-di

    Langkah pertama yaitu duplicate track tersebut menjadi 2 track yang sama persis

    Track pertama
    Waves CLA Bass> Waves CLA 76> DMG Audio EQuality

    CLA Bass digunakan hanya untuk memberikan sedikit color terhadap tune nya dan sedikit distorsi which is barely noticeable.

    Settings: Bass di 0-1 db dengan opsi sub. Treble di 0-3 db dengan opsi honk, compress di 0-1 db denga opsi push, sub dimatikan, distortion di sekitar -10db dengan opsi growl, pitch dimatikan.

    Selanjutnya saya menggunakan Equality, but most EQ will work well too. Low pass dengan 12db slope di sekitar 3500 khz atau lebih rendah tergantung selera anda dan high pass dengan 12 db slope di 30-40 hz. Saya juga melakukan wide scoop di 500Hz beberapa db

    And then I am squishing the crap out of the bass (compression with low thresold, 4:1-10:1 depending on taste, slow attack, fast release)


    link :http://soundcloud.com/distorsi/bass-track-1-processed

    Track Dua
    Waves CLA 76> Mokafix NoAmp!> DMG Audio Equality
    Saya mensetting compressor sama dengan track pertama, tapi kuncinya adalah saya menambahkan distorsion SETELAH compression untuk mendapatkan detail dari not yang dimainkan.

    Saya menggunakan NoAmp! yang menyerupai Sansamp Bass Driver which is FREE sebagai pendistorsi track bass kedua.

    Setting yang saya gunakan di sini adalah knob volume di arah jam 11, low dan high di arah jam 12, drive di arah jam 10, classic, clean british. Setting yang saya lakukan bukanlah patokan mutlak, feel free to experimentalize

    EQ high pass dengan 6 atau 12 db slope di sekitar 500Hz (dengan tambahan sedikit wide-ish scoop di sekitar 450Hz) dan low pass dengan 12db slope di sekitar 4500khz


    link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-track-2-processed

    Buat buss untuk bass, dan route 2 track bass yang sudah diproses secara terpisah kedalam buss tersebut. Atur volume level 2 track tersebut (saya pribadi prefer non-distorted bass di 0db and distorted bass di -15db)


    link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-buss-unprocessed

    Pada buss tersebut saya menambahkan limiter untuk menjinakan “jumping notes” dan EQ dengan Equality high pass 50 hz, wide-ish scoop di 300hz beberapa db dan boost beberapa db di 4 khz. Dan tadaaa now you’re hearing beast sounding bass. Trik mixing semacam ini walaupun tidak mutlak, seringkali ampuh digunakan pada lagu-lagu bergenre metalcore, hardcore, death metal, dan semacamnya yang membutuhkan bass sebagai “daya hancur” extra penyokong gitar.



    link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-buss-processed

    That’s it for the bass! Ingatlah bahwa korelasi volume level bass dan gitar (secara khusus, dan overall lagu pada umumnya) is SUPER HYPER MEGA CRUCIAL. Jika volume level bass terlalu kecil maka lagu akan terdengar kosong dan jika volume level bass terlalu besar, bass akan terlalu mendominasi dan overpowering keseluruhan lagu.

    Distorsi | Studio Rekaman | Jual Alat Rekaman | Home Recording

    Tips Mixdown untuk Mastering

    $
    0
    0
    Plug-ins pada Master Output
    Jika kamu menggunakan plug-ins pada master output saat mixing, maka export dalam dua versi: A) versi pertama dengan plug-ins pada master output diaktifkan, dan B) versi kedua dengan plug-ins pada master output dinonaktifkan
    Keterangan :
    • A adalah Versi pertama dengan plug-ins pada master output diaktifkan  
    • B adalah Versi kedua dengan plug-ins pada master output dinonaktifkan

    Mempunyai dua versi mixing memberikan pilihan in case you over-processed the mix. Pastikan ketika plug-ins di nonaktifkan tidak terjadi clipping. Jika terjadi, turunkan master fader hingga tidak terjadi clipping

    Headroom
    Jika anda mixing dalam 24 bit maka seharusnya peak tertinggi ada pada sekitar -12 dBFS hingga -3dBFS yang berarti masih ada 12 hingga 3 dB headroom sebelum melebihi digital ceiling yaitu 0 dBFS
    Keterangan :
    • A Sinyal terlalu lemah, tidak optimal untuk mastering
    • B Peak tertinggi di sekitar -12 hingga -3 dBFS. Baik untuk mastering
    • C Peak di 0 dBFS, tidak diinginkan tapi masih bisa digunakan
    • D Overloading (clipping), tidak bisa digunakan untuk menghasilkan mastering


    Headroom adalah jumlah dB sebelum terjadi clipping and overload yang ditandai dengan lampu indikator pada master output. Jika terjadi, turunkan output fader hingga peak tertinggi berada pada range yang direkomendasikan. Kualitas suara tidak akan terpengaruh ketika kamu menurunkan master fader. Tetapi jika kamu melebihi digital ceiling, akan menimbulkan distorsi, dan tidak memungkinkan untuk memperbaiki kualitas orsinilnya. Tidak ada alasan untuk memaksimalkan volume saat mixing karena optimalisasi loudness akan dilakukan pada proses mastering nantinya

    Mixing Tips – Dari Pandangan Mastering
    Isu berikut dapat diperbaiki dengan hasil yang lebih baik pada proses mixing daripada proses mastering. Pastikan kamu memperhatikan hal-hal berikut ini

    Noise
    Pada rekaman analog (gitar, drum, dll), gunakan mute automation untuk mengeliminasi hiss noise pada saat track tersebut tidak aktif terutama pada intro, breakdown, dan outro dimana noise berpotensi untuk terdengar.

    Phase dan Polarity
    Pastikan bahwa drums, synthesizer, dan elemen lainnya tidak out of phase. Dengarkan playback dalam mono, apakah suara menjadi melemah atau bahkan hilang jika polarity nya di invers.

    Frekuensi Sub

    Frekuensi sub (di bawah 40 Hz) yang terlalu berlebihan pada individual track dapat menyebabkan masalah pada kualitas suara dan final volume dari master. Pastikan melakukan low cut pada semua track yang tidak membutuhkan frekuensi sub. Misalnya pada vocal dapat dilakukan low cut pada 80 Hz dengan 12 dB/Octave slope. Jangan memotong frekuensi sub pada keseluruhan mix jika tidak secara hati-hati karena dapat menyebabkan mix terdengar tipis (thin)

    Sibilants dan Suara Runcing/Tajam Lainnya
    Suara sibilants and suara runcing/tajam lainnya merupakan tantangan yang serius ketika mastering. Pastikan vokalis mengontrol sibilants. Gunakan de-esser jika dibutuhkan, terutama broadband de-esser untuk menghindari artifact. Gunakan volume automation pada sibilants yang sangat keras, bunyi plosif, bunyi click. Perhatikan juga bunyi runcing seperti crash cymbals dan hi-hats

    Level Vocal
    Vocal yang tidak rata/stabil sulit untuk diperbaiki pada proses mastering. Terkadang dua compressor dengan low ratio lebih baik daripada satu compressor dengan high ratio. Namun adakalanya setelah compression kamu masih harus melakukan volume automation. Naikan atau turunkan bagian tertentu hingga semuanya terdengar smooth dan stabil. Coba untuk mendengarkan pada low volume ketika melakukan volume automation
    Volume Automation pada vocal track

    Versi Alternatif
    Terkadang perlu untuk menyiapkan beberapa versi alternatif mixing dengan vocal lebih keras (atau lebih pelan) misalnya +0.6 db dan 1.4 db, versi instrumental, dan versi akapela atau kick/snare drum yang lebih keras.

    Gunakan nama yang jelas untuk menghindari kebingungan
    Tuliskan perbedaan perlakukan pada file name. Selain perbedaan pada file name, segala sesuatu yang lain identik 100% dengan versi normal, jangan ubah master fader. Jika dibutuhkan kita dapat memilih beberapa versi alternatif sebagai final mix.


    Start/End
    Pada saat export, tambahkan minimal satu bar kosong sebelum lagu benar-benar dimulai dan beberapa bar di akhir lagu untuk memastikan reverb, delay, dan instruments decay habis sepenuhnya
    Tambahkan bar kosong di awal dan akhir lagu

    Fades
    Jangan lakukan fade out saat mixing. Katakan kepada mastering engineering kapan fade out mulai hingga akhir, misalnya fade dari 3:15 hingga 3:30 atau fade out 15 detik terakhir

    File Format
    WAV atau AIFF lebih disukai.

    Stereo Format
    Pilih interleaved stereo bukan split stereo saat mixdown untuk mastering. Jika sequencer kamu tidak memberikan pilihan maka kemungkinan adalah interleaved stereo.

    Bit Resolution
    Guanakan 24. 16 bit hanya digunakan jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan 24 bit. 32 bit floating point tidak digunakan untuk mixdown untuk mastering karena dengan bunyi yang identika dengan 24 bit, 32 bit floating point memakan banyak space dan lebih lambat dalam hal transfer data.

    Sample Rate
    44.1 kHz atau lebih tinggi. Hanya export pada lebih tinggi dari 44.1 kHz jika proyek direkam dan diproses pada rate tersebut. Keuntungan dan kerugian dari sample rate diatas 44.1 kHz masih diperdebatkan. Jika proyek kamu diatas 44.1 kHz jangan convert sample rates sendiri, biarkan mastering engineer yang melakukannya pada proses mastering.

    Dithering dan Noise Shaping
    Jangan gunakan noise shaping atau colored dither, seperti UV22 saat export mixdown untuk mastering. Reduksi final bit menjadi 16 bit (audio CD format) dilakukan pada proses terakhir saat mastering

    Normalizing
    Jangan lakukan normalize pada mixdown. Final volume level akan dioptimalisasikan pada proses mastering

    Dengarkan Mixdown
    Selalu dengarkan mixdown dari awal hingga akhir sebelum dikirim untuk proses mastering. Pastikan lagu dimainkan dengan benar dari awal hingga akhir, struktur lagu benar, dan tidak ada artifcat atau bunyi click.

    Dan, selesai! oke itulah beberapa Tips Mixdown untuk Mastering yang dapat anda gunakan sebagai acuan :)

    Distorsi | Alat Rekaman | Studio Rekaman | Home Recording

    Menjinakkan Sibilan pada Vocal dengan Deesser Ganda

    $
    0
    0
    Menurut wikipedia, Sibilan atau konsonan desis adalah cara artikulasi konsonan frikatif (desah) dan afrikat (gesek), dibuat dengan mengarahkan aliran udara dengan lidah menuju tepi pangkal gigi, yang diadakan berdekatan. Contoh suara sibilan adalah konsonan pada awal kata saya, zirah, syair, cakap, jahil; konsonan kedua dalam kata visi; konsonan pada kata susu. Pada istilah audio, sibilan adalah bunyi desis yang berlebihan sehingga mengganggu tatanan suara secara kesuluruhan.

    Sibilan bisa berasal dari vocal manusia atau instrumen musik lainnya seperti crash cymbal, gesekan antar benda logam dan lain-lain. Namun pada pembahasan kali ini, saya akan memfokuskan pada kasus vocal manusia. Untuk mereduksi sibilan, you can simply throw a single deesser to your vocal track and process your vocal track with EQ, compressor, reverb, and blah blah blah. Tapi bagaimana jika setelah melakukan EQ-ing dan compressing bunyi sibilan yang sebelumnya sudah tereduksi kembali muncul? Kemungkinan dari kita mungkin akan berpendapat “pasti EQ nya kebanyakan boosting high tuh, coba turunin”. Tapi ketika high nya diturunkan, tujuan saya EQ-ing untuk mendapatkan shape yang saya inginkan tidak tercapai. Apakah ini berarti kita harus mengorbankan salah satunya? Tentu tidak! Bagaimana caranya? Don’t go anywhere, check this out!

    Jadi inilah audio sample dari track vocal growl yang masih raw tanpa sentuhan plugin apapun.


    link : http://soundcloud.com/distorsi/menjinakkan-sibilan-pada

    Apa yang anda dengar? Growl yang cadas? Itu sajakah? Dengarkan sekali lagi! Sangat jelas bahwa konsonan desis terdengar sangat berlebihan!

    Untuk memecahkan masalah tersebut, saya gunakan deesser sebagai insert pertama yang bekerja dengan mereduksi 3kHz ke atas saat konsonan desis muncul.


    Dan hasilnya adalah sebagai berikut:

    link : http://soundcloud.com/distorsi/menjinakkan-sibilan-pada-1

    Yap, konsonan desis yang mengganggu sekarang sudah diselesaikan. Tapi saya merasa bahwa vocal sangat menggulung dan terlalu berdinamika sehingga saya melakukan EQ-ing to shape the sound dan compressing it quite hard to make it less dynamic and a little bit distorted.


    Dan hasilnya adalah sebagai berikut:


    link : http://soundcloud.com/distorsi/menjinakkan-sibilan-pada-1

    Tujuan saya melakukan EQ-ing dan compressing tercapai, tapi apa yang terjadi? That annoying sibilant is back! Kita tidak perlu berkompromi untuk mengorbankan sound shaping atau sibilan. Just simply throw a desser again AFTER EQ&compressor, namun yang menjadi kunci pada deesser kedua adalah saya menggunakan mode narrow sehingga frekuensi yang tereduksi adalah frekuensi yang benar-benar merupakan sumber sibilan sehingga tidak mengganggu frekuensi yang lain dan menyebabkan vocal terdengar dull.

    Maka chain akhirnya adalah deesser > EQ > compressor > deesser 


    Dan hasilnya adalah sebagai berikut:


    link : http://soundcloud.com/distorsi/menjinakkan-sibilan-pada-2

    Sekarang coba bandingkan audio vocal raw dengan audio vocal setelah melalui berbagai proses desser, EQ, dan compression. Pada vocal raw, sibilan sangat eksplosif, pada vocal setelah diproses, sibilan tetap ada tapi tidak overwhelming. Pada vocal raw, sibilan terdengar menggulung dan sangat berdinamika, pada vocal setelah diproses, vocal tidak lagi menggulung dan dinamika vocal lebih stabil. Dengan deesser ganda, tidak perlu khawatir dengan kompromi antara sibilan dan overall frequency curve.

    Sekian artikel kali ini mengenai “menjinakkan sibilan pada vocal dengan deesser ganda”. Sesungguhnya banyak jalan dalam mixing untuk menghasilnya bunyi seperti apa yang kita inginkan, be creative and out of the box!

    Distorsi | Mixing Tutorial | Alat Recording | Studio Rekaman

    Mendapatkan sound Gitar ala Mesa dengan Tanpa Mengeluarkan Biaya Sepeserpun

    $
    0
    0
    Bagi seorang mixing engineer, tentunya tidak asing dengan balancing, panning, Eqing, compressing, delay, reverb, chorus, automation, sidechaining, dan berbagai tetek bengek proses manipulasi audio dan editing lainnya. Tapi terkadang kita dituntut untuk lebih dari sekedar mixing, misalnya mengedit vokal agar sesuai dengan tempo, edit pitch vokal dengan autotune atau melodyne, quantizing drum agar sesuai dengan tempo, menghilangkan noise, reamping gitar, dan lain-lain

    Pada pembahasan kali ini, saya akan fokus pada reamping gitar. Maksud dari reamping yaitu hasil rekaman yang sudah dilakukan sebelumnya, di routing / di salurkan ke hardware audio processor lalu di rekam ulang ke dalam track baru untuk mendapatkan kualitas suara yang lebih bagus! Misalkan kita ingin merekam gitar dengan set up stompbox, head, dan cabinet tertentu yang direkam dengan mic tertentu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tapi kita tidak memiliki fasilitas tersebut. Maka kita dapat merekam gitar langsung melalui DI Box untuk mendapatkan karakter asli gitarnya saja. Selanjutnya data tersebut kita bawa ke studio lain yang mempunyai fasilitas yang dibutuhkan untuk dirouting ke amplifier yang diinginkan dan ditodong dengan microphone di ruang studio yang didesain khusus untuk recording dan direkam ke track baru. Hasilnya adalah bunyi gitar yang telah direkam secara profesional. Walaupun pengertian reamping yang sebenarnya menggunakan hardware processor namun beberapa orang juga menyebut proses routing gitar DI melalui simulasi amplifier dengan software sebagai reamping.

    Reamping dengan amp sim bisa digunakan dengan berbagai VST seperti Guitar Rig, Amplitube, Peavey Revalver, Overloud TH2, dan lain-lain. Ampsim mensimulasikan berbagai guitar audio processor seperti head, stombox, cabinet, mic, dan lain-lain dalam bentuk software. To be more specific, saya akan mencoba sharing tentang bagaimana mendapatkan sound gitar ala mesa tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun menggunakan free plugins dan free impulse. So, here it how it goes!

    Pastikan gitar anda cukup mumpuni untuk nge-rock! dengan senar yang sangat disarankan masih baru. Route gitar anda ke DI Box dan route DI Box ke audio interface atau jika anda tidak memiliki DI Box, bisa langsung colok ke Hi-Z In yang terdapat pada audio interface. Pastikan sinyal yang didapat tidak terlalu besar hingga clipping namun tidak juga terlalu kecil.

    Berikut ini audio gitar DI yang kita gunakan sebagai sample


    link : http://soundcloud.com/distorsi/mesa-sound-tutorial-guitar-di

    Suara gitar terdengar polos karena gitar DI belum melalui proses apapun. Selanjutnya saya menggunakan TSE 808 yang merupakan simulasi dari Ibanez TS 808 untuk memberikan sedikit distorsi sebelum masuk ke head dan cabinet sehingga gain yang didapat pada akhirnya lebih optimal.


    link : http://soundcloud.com/distorsi/messa-sound-tutorial-tse-808

    Sebagai simulasi head, saya menggunakan Poulin Lecto dengan setting seperti gambar di bawah. Setting yang saya lakukan tidak mutlak, tergantung dari bunyi gitar DI dan sound seperti apa yang anda inginkan.


    link : http://soundcloud.com/distorsi/messa-sound-tutorial-tse-808-1

    Now it sounds brutal, tapi sangat harsh, jangan khawatir karena proses yang kita lakukan belum selesai. Selanjutnya saya menggunakan Poulin LeCab sebagai IR loader sebagai simulasi cabinet. Selain IR Loader, kita juga membutuhkan IR (impulse response) itu sendiri, dimana pada sample ini saya mengkombinasikan dua impulse response yaitu orange 2 mics dan asem recto


    link : http://soundcloud.com/distorsi/messa-sound-tse-808-lecto-cab

    Maka routingnya adalah: TSE 808> Poulin Lecto> Poulin

    klik gambar untuk memperbesar

    Sekarang mari kita coba dengarkan sound gitar dengan backing track drum dan bass untuk mendapat gambaran sound gitar yang baru saja kita dapatkan dalam konteks lagu yang utuh.


    link : http://soundcloud.com/distorsi/messa-sound-tutorial-with

    Siapa bilang butuh uang banyak untuk mendapatkan sound gitar ala mesa? Bukanlah alat yang membuat sesuatu menjadi berguna tapi bagaimana sumber daya manusia yang menggunakan alat tersebut.

    Extra:
    1. Lecto dan LeCab:http://lepouplugins.blogspot.com/
    2. Impulse:http://www.4shared.com/get/uMeQ9iad/orange_2_mics.html
      http://forum.fractalaudio.com/user-cabs-irs/47866-anyone-have-asem-recto-v30-l2-2.html
    3. TSE 808:http://www.theserinaexperiment.net/plugins/TSE_808v1.0.zip

    Notes: selain menggunakan orange_2_mics dan asem recto, anda bisa menggunakan impulse lain seperti guitarhackimpulse, sperimental, brohymn mesa impulse, burny mesa OS 6505 HR, dan berbagai impulse lainnya (terutama impulse mesa) secara gratis yang banyak tersebar di ultimatemetal.com dan guitarampmodeling.com

    Distorsi | Mixing Audio | Studio Rekaman | Home Recording | Alat Rekaman

    Tutorial mendapatkan Fat Drum Sound dengan Parallel Compression

    $
    0
    0
    Parallel Compression, yang juga dikenal sebagai New York Compression yang namanya diambil dari tempat asal teknik kompresi tersebut dipopulerkan, adalah teknik memproses dua track yang sama persis dengan kompresi yang berbeda untuk mendapatkan sound dengan karakteristik kompresi tertentu. Parallel compression memungkin kita untuk mendapatkan benefit dari cara kompresi tertentu tanpa menimbulkan over compression.

    Compressor mengangkat level yang lemah atau mereduksi level yang terlalu kuat sehingga dinamika suatu sinyal audio menjadi stabil. Proses ini cenderung memberikan kesan gemuk (fat) pada bunyi, which can add a lot of character. Tapi efek fat yang kita inginkan baru terasa dengan heavy compression, dimana over compression membunuh dinamika dari performansi player. Parallel compression seringkali menjadi teknik kompresi yang lazim digunakan untuk mengkompromikan hal tersebut.

    Abstraksi parallel compression yang telah sedikit saya jelaskan mungkin masih belum memberikan gambaran secara jelas bagaimana parallel compression bekerja, bagaimana melakukannya, dan bagaimana hasilnya. Agar pembahasan kita jelas dan terarah, maka saya fokuskan ruang lingkup pembahasan kita kali ini pada parallel compressionn pada drums.

    Adakalanya kita sudah mendapatkan sound drum yang cukup mumpuni but we still want to fatten it up a bit and make it punchier a bit, namun bagaimana pun kita melakukan EQ-ing dan compressing baik pada individual track maupun drumbuss tidak menghasilkan sound yang kita inginkan. Wonder how to solve it?

    1. Buat satu Group Channel dan routing-kan semua elemen drum (kick, snare, toms, overhead, dll) ke group channel tersebut. Untuk mempermudah, kita namakan group channel tersebut dengan drum buss atau group drum atau sesuka kamu. Sebagai audio sample, saya mempunyai drumbuss seperti berikut:


      link : http://soundcloud.com/distorsi/tutorial-mendapatkan-fat-drum

    2. Buat satu Group Channel lagi dan send Drumbuss yang sudah dibuat ke group channel tersebut. Untuk mempermudah, kita namakan group channel tersebut dengan paracomp atau parallel compressor atau sesuka pacar anda.

    3. Insert compressor dengan setting gila-gilan pada Paracomp. Ratio minimal 4:1, a lottagain reduction, attack dan release secepat mungkin hingga suaranya sangat dull dan breathing, pelan-pelan perlambat attack dan release hingga dull dan breathing nya hilang. Di bawah ini adalah setting yang saya gunakan pada audio sample, but don’t copy my setting exactly! Jadikan guideline pada artikel ini agar kamu bisa menggali lebih jauh. 



      Sehingga kita mendapatkan sound seperti berikut


      link : http://soundcloud.com/distorsi/tutorial-mendapatkan-fat

      Now you’re hearing that fat, punchy, and powerful drum tones, but it’s heavily overcompressed!

    4. Drop Fader Paracomp mentok kebawah hingga tidak ada suara dari group channel tersebut. Play lagunya sehingga kamu hanya mendengar drumbuss, pelan-pelan naikan fader paracomp hingga drum terasa sedikit “menggemuk” but don’t overdo it. Perpaduan level antara drumbuss dan paracomp sangatlah krusial. Level paracomp terlalu lemah dan kamu tidak mendapat impact dari parallel compression dengan maksimal, level paracomp terlalu keras and you’re squeezing the drums too much. Pada audio sample yang saya buat, Drumbuss + paracomp menghasilkan bunyi seperti berikut ini


      link : http://soundcloud.com/distorsi/tutorial-mendapatkan-fat-1

    Sekian pertunjukkan kecil pada artikel ini! By the way, tidak hanya satu cara untuk melakukan parallel compression pada drums seperti yang telah saya tunjukkan pada artikel ini. Sebagai contoh, ada yang hanya me-routing kick, snare, dan toms ke group channel yang dikompres gila-gilaan, ada yang menggunakan 2 atau lebih group channel paracomp, ada yang mem-boost 100 Hz dan 10kHz pada Paracomp untuk memperjelas definisi kick dan snare, dan banyak ide kreatif lainnya. Jangan sampai artikel singkat ini menghalangi kretivitasmu!

    Distorsi | Jual Novation | Home Recording | Studio Rekaman | Mixing Tutorial | Alat Recording

    Belajar Mixing, Darimana Saya Harus Mulai?

    $
    0
    0
    “Gan, ajarin ane mixing dong, masih newbie nih”, “Misi para suhu, newbie minta tolong ajarin gimana cara mixing yang baik dan benar”. Mungkin dua contoh kalimat tersebut tidak asing kita lihat di beberapa di beberapa forum seperti kaskus (utamanya di help, tips, and tutorial), di distorsi, musiktek, dan beberapa forum audio. Bahkan mungkin banyak diantara kita yang mempunyai minat untuk belajar mixing bertanya-tanya bagaimana dan darimana harus memulai. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi seperti sekarang ini sudah sangat pesat, apa-apa serba mudah, termasuk belajar mixing.



    Pada artikel ini, saya mencoba merangkum beberapa cara belajar mixing:

    1. Membaca Buku / e-book
    Bagi kamu yang benar-benar akan belajar mixing dari 0, opsi ini mungkin menjadi opsi yang paling tepat karena dalam buku biasanya diterangkan secara sistematis mulai dari apa saja yang dibutuhkan untuk mixing mulai dari software, hardware, dan basic skill penunjang yang harus dikuasai hingga keilmuan mixing itu sendiri mulai dari teori-teori dasar soal level, panning, equalizer, compressor, reverb, delay, dan sebagainya. Sebagai catatan untuk kamu yang baru dalam dunia mixing, pastikan bahwa buku yang kamu beli adalah buku yang ditunjukkan untuk beginner yang mudah dipahami oleh orang awam sekalipun seperti Mixing for Dummies dan The Mixing Engineer’s Handbook karangan Bobby Owsinski.


    2. Nonton Video Lesson
    Bagi kamu yang kurang suka membaca, cara ini bisa menjadi pilihan alternatif. Beberapa video lesson yang bisa kamu coba cek antara lain Mixing With the Pros: James Tuttle, Steinberg Internal Mixing, Digital Mixing Revolution, Production Mixing Mastering with Waves, dan lain-lain. Jika kamu tidak mempunyai cukup bandwith untuk mengunduh atau cukup uang untuk membeli DVDnya, youtube memiliki beberapa video tutorial yang cukup menarik untuk disimak. Namun yang menjadi kelemahannya adalah kasus yang ada di video dan kasus yang kita alami tidak sama persis sehingga bisa menimbulkan kesalahpahaman bagi para pemula jika menelan mentah-mentah dan menganalisa lebih lanjut step yang ditunjukkan pada video lesson.


    3. Diskusi di Forum Online
    Jika pada cara pertama dan kedua komunikasi dilakukan secara satu arah, dalam diskusi di forum online kamu dapat berinteraksi dengan member lain untuk saling berbagi. Namun hal tersebut mungkin akan menyulitkan pemula karena topik yang dibahas random tapi tidak ada salahnya seorang pemula mencoba berinteraksi dengan para mixer yang lain di sebuah forum untuk sharing tentang pengalaman dan tips serta trik.


    4. Kursus
    Bisa dibilang kursus adalah kompromi dari cara 1, 2, dan 3 dimana peserta kursus diajari secara langsung oleh pengajar yang berpengalaman di bidangnya. Beberapa lembaga yang menyediakan kursus mixing antara lain musiktek dan dolphin. Namun harga kursus yang ditetapkan biasanya relatif mahal.


    5. Magang di Studio Recording
    Sebagai kompromi atas tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti kursus, magang di studio recording bisa menjadi opsi alternatif. Jika ada studio recording di dekat rumah atau kosanmu, jangan sungkan untuk bertanya dan “mendekatkan diri”. Bukan tidak mungkin kamu mendapat kesempatan untuk ikut terlibat dalam proses bisnis (utamanya yang berhubungan dengan recording dan mixing) sehingga kita mendapat banyak pelajaran melalui praktek nyata.


    6. Sering-seringlah Mixing
    Practice Makes Perfect, tiga kata yang sering kita ucapkan dan dengar tapi terkadang hanya sekedar keluar dari mulut dan masuk ke telinga tapi tidak terserap ke hati. Dengan sering berlatih mixing, kita akan semakin tau dengan permasalah-permasalah yang dihadapi dalam proses mixing dan bagaimana mengatasinya. Dengan sering mixing, kita juga melatih telinga untuk lebih peka terhadap hal teknis pada bunyi selain terhadap sisi seninya.

    Setidaknya itulah beberapa cara yang dapat kamu jadikan referensi darimana kamus harus mulai belajar mixing tapi jangan jadikan 6 cara yang telah saya paparkan sebagai pembatas caramu belajar. Dalam kehidupan, setiap kejadian baik dan buruk adalah pelajaran, setiap orang yang berhubungan dengan kita adalah guru, setiap tempat yang kita pijak adalah bumi adalah kelas, maka tidak ada alasan bagimu untuk berhenti belajar!

    Distorsi | Jual Midi Controller | Studio Rekaman | Alat Recording | Home Recording

    Understanding Compressor (part 1) - Memahami kontrol dan fitur di Compressor

    $
    0
    0
    Dalam istilah audio, compressor adalah tool yang biasa digunakan untuk memperkecil dynamic range (jangkauan dinamika) dari sebuah sinyal audio. Misalnya dalam sebuah komposisi musik yang sedang kita mixing, vokal yang kita miliki sangat berdinamika, kadang pengucapan lirik terlalu pelan dan kadang pengucapan lirik terlalu kencang. Untuk memperkecil dinamika sehingga level vokal lebih stabil, kita dapat menggunakan compressor. Selain menggunakan compressor, beberapa sound engineer lebih memilih menggunakan fader secara manual, teknik ini biasa disebut level automation. Namun beberapa sound engineer memilih menggunakan compressor karena kepraktisannya untuk memperkecil dynamic range tanpa harus mengubah fader secara manual dari tiap part ke part yang lain dalam sebuah lagu. Beberapa sound engineer yang lain bahkan menggunakan compressor dan fader secara bersamaan untuk mendapatkan kontrol yang lebih maksimum.



    Beberapa elemen dasar pada compressor antara lain:

    Ratio
    Ratio menyatakan perbandingan dB antara sinyal yang masuk compressor dan sinyal yang keluar compressor. Ratio 4:1 berarti setiap sinyal yang masuk compressor sebesar 4 dB akan direduksi sehingga sinyal yang keluar compressor tinggal sebesar 1 dB. Ratio pada compressor dapat bervariasi dari 1:1 hingga tak hingga:1. Semakin tinggi ratio berarti semakin banyak sinyal masuk compressor yang tereduksi dan dynamic range semakin kecil sehingga sinyal audio menjadi semakin stabil.

    Thresold
    Thresold menyatakan dB dimana compressor mulai memproses sinyal audio yang masuk. Misalnya kita menyetting Thresold pada 0dB, maka compressor baru mulai memproses sinyal audio ketika sinyal audio menyentuh 0dB. Jika sinyal audio belum menyentuh 0dB maka compressor belum bekerja. Semakin rendah thresold maka semakin cepat compressor mulai bekerja.

    Gain Reduction
    Gain Reduction atau disebut juga attenuation menyatakan banyaknya dB sinyal yang telah terkompres, semakin tinggi gain reduction maka semakin banyak sinyal yang terkompres. Gain reduction yang terlalu banyak akan meyebabkan sinyal menjadi over compressed dan terdengar seperti tergencet.

    Attack
    Attack menyatakan waktu yang dibutuhkan compressor (biasanya dalam satuan ms) untuk memproses sebuah sinyal audio. Jika kita menyetting attack time sebesar 0 ms maka tidak ada attack sama sekali karena sinyal yang masuk langsung diproses oleh compressor dan menyebabkan sound akan terdengar sangat tumpul. Jika sound terdengar tumpul setelah melalui compressor, mungkin attack time nya terlalu cepat, cobalah untuk memperlambat attack time

    Release
    Release menyatakan waktu dalam satuan ms yang dibutuhkan compressor (biasanya dalam satuan ms) untuk mengkompres sebelum melepaskan efek compressor untuk kemudian mengkompres kembali. Release time yang terlalu cepat akan menimbulkan efek pumping (pompa), release time yang terlalu lambat akan menyebabkan compressor tidak bekerja dengan maksimal karena sinyal akan kembali terkompres sebelum dilepas. Kombinasi antara attack dan release time sangatlah penting untuk menghasilkan karakter dinamika seperti yang diinginkan.

    Gain
    Gain disebut juga output, digunakan untuk mengkompensasikan gain yang tereduksi oleh proses kompresi. Misalnya kita mengkompres vokal dengan gain reduction sebesar 4 dB. Maka sinyal audio yang dihasilkan akan terdengar lebih lemah 4 dB dibanding sinyal audio sebelum dikompres. Untuk mengembalikan gainnya seperti sediakala, maka kita menaikan gain atau output sebesar 4 dB.

    Bagaimana Menyetting Compressor?
    Setelah mengetahui gambaran umum tentang fungsi masing-masing knob yang ada pada compressor, maka tahap selanjutnya adalah mencoba mempraktekkan teori yang telah didapat ke dalam aplikasi nyata. Namun dengan banyaknya knob yang ada, kadang membuat kita bingung darimana kita harus mulai menyetting compressor dan bagaimana.

    Nantikan Understanding Compressor part 2 dimana saya akan mencoba mengupas satu teknik yang hopefully dapat membantu mempercepat learning curve kamu dalam memahami compressor

    Mixing Tutorial | Distorsi | Studio Rekaman | Home Recording | Jual Midi Controller | Jual Alat Rekaman

    Understanding Compressor (Part 2) - Bagaimana Menyetting Compressor

    $
    0
    0
    Belajar bagaimana menyetting compressor dengan benar tentu bukan hal yang mudah karena efek yang dihasilkan compressor tidak terlalu audible seperti misalnya equalizer, reverb, delay, dan tools pemanipulasi suara lainnya. Salah satu pendekatan menyetting compressor yang cukup ampuh untuk memahami bagaimana compressor bekerja dan bagaimana output yang dihasilkan adalah menyetting compressor secara ekstrim sehingga kita dengan jelas mendengar apa yang kita




    Langkah Pertama
    Set release secepat mungkin, ratio setinggi mungkin, dan thresold hingga sinyal terasa sangat terkompres. Setelah kita mendapatkan tiga knob tersebut pada posisi yang sangat ekstrim, sekarang saatnya mengatur knob attack ke posisi yang diinginkan. Dengan setting yang ekstrim akan mempermudah kita untuk mengetahui perubahan suara yang terjadi ketika kita mengatur attack.

    Selanjutnya sweep attack dari sangat cepat ke sangat lambat sambil mendengar dengan cermat perubahan suara yang terjadi. Attack yang cepat akan memotong transien sehingga suara terdengar tumpul dan attack yang lambat akan meloloskan transien. Bagaimana kamu akan menyetting attack akan sangat tergantung pada situasi dan sound yang ingin kamu dapatkan.

    Yang menjadi poin penting adalah lupakan presets. Dengan banyak mendengar kamu akan semakin mendapatkan “feel” untuk mendapatkan sound yang diinginkan dengan cepat. Namun preset juga dapat menjadi starting point yang memberi kita masukan bagaimana kita menyetting compressor pada situasi tertentu, hanya saja jangan terlalu tergantung pada presets sehingga melupakan esensi penting dari mixing itu sendiri.

    Poin penting lainnya adalah dengan setting yang ekstrim pada tiga knob tersebut, sound yang terdengar akan sangat parah, kamu harus mengabaikan hal itu. Setting yang ekstrim dimaksudkan agar kamu fokus pada efek dari perubahan attack time.


    Langkah kedua
    Setelah attack time berada pada posisi yang diinginkan, saatnya melangkah ke setting release. Sama seperti menyetting attack, dengarkan perubahan suara yang terjadi dengan cermat, lupakan perhitungan matematika (seperti mengenai berapa “seharusnya” release time sesuai dengan BPM dengan rumus tertentu or whatever) dan rasakan feel/groove nya.


    Langkah ketiga
    Setelah mendapatkan attack dan release, sekarang saatnya menurunkan ratio ke posisi yang kamu inginkan. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah turunkan ratio hingga kamu tidak lagi mendengar efek dari attack dan release kemudian naikan lagi sedikit hingga sound yang dihasilkan terdengar pas. Kuncinya tetap sama, dengarkan dengan cermat.


    Langkah keempat
    Setelah mendapatkan attack, release, dan ratio, persiapkan dirimu pada langkah terakhir yaitu thresold. Jika kamu mengikuti tutorial ini dari awal dengan baik, kemungkinan compressormu sedang bekerja setiap saat denga keras karena gain reduction yang tinggi sehingga kamu dapat mendengar dengan jelas perubahan suara yang terjadi karena setting tiga knob pertama tapi mungkin hal ini bukanlah yang kamu inginkan

    Naikan thresold perlahan atau turunkan thresold perlahan sehingga sound yang dihasilkan terdengar pas, tidak over compressed tapi tidak juga kurang terkompres (depends on your wants and tastes).


    Penutup
    Saya berharap proses kecil ini dapat membantu “membuka” telinga kamu sehingga kamu dapat mendengar perubahan suara yang terjadi pada tiap knob dalam compressor denga jelas sehingga kamu mempunyai pegangan dalam memutuskan bagaimana kamu harus menyetting compressor untuk mendapatkan sound yang kamu inginkan. Mixing itu tentang bagaimana mendengarkan dengan cermat dan menurut saya proses ini dapat membantu mempermudah untuk mendengar dengan cermat efek yang dihasilkan dari proses compression.

    Focusrite | Rode Microphone | Mixing Tutorial | Studio Rekaman  | Home Recording

    Memilih Masterbuss Compressor Untuk Musik Anda

    $
    0
    0
    Gambar 1. Berbagai jenis masterbuss comp
    Masterbuss compressor merupakan salah satu fenomena yang unik dan menarik di dunia mixing audio. Kenapa saya sebut menarik? Karena hal ini sangat sering dilakukan oleh para mixing engineer tetapi namun kurang disukai oleh para mastering engineer, apalagi bila  setting compressor di set infinite a’la limiter dan menyisakan sangat sedikit headroom untuk mastering engineer. Dipastikan mastering engineer anda akan mencak-mencak :p.

    Hasil mix yang melewati masterbuss comp akan lebih terasa excitement nya, lebih terasa groove nya, dan lebih punch nya. Tentu hal ini juga bergantung pada materi lagu, pemilihan jenis compressor, cara pemakaian dan setting compressor itu sendiri.

    Hasil mix yang melewati masterbuss comp akan lebih terasa excitement nya, lebih terasa groove nya, dan lebih punch nya. Tentu hal ini juga bergantung pada materi lagu, pemilihan jenis compressor, cara pemakaian dan setting compressor itu sendiri.
     


    Cara pemakaian masterbuss compressor ada 3 yang umum,
    1. Mixing melewati Masterbuss compressor. Masterbuss compressor diaktifkan sejak awal dan kita mixing thru masterbuss comp itu sendiri. Keunggulan teknik ini adalah karakter yang lebih terdengar dan attitude yang lebih pas. Perlu diperhatikan disini bahwa pemilihan compressor yang lazim dan berbeda-beda sesuai genre musik itu sendiri sangat penting. Anda tentu tidak mau mix metal anda terdengar kempes di frekuensi lo mid!
    2. Masterbuss compressor di akhir. Hasilnya biasanya lebih transparan dan lebih fokus terhadap kontrol dinamik hasil mix. Yang perlu diperhatikan adalah ketika kita memasang masterbuss comp, maka seluruh track akan melewati compressor dan bisa saja merubah balance yang ada
    3. Tanpa masterbuss compressor sama sekali. 

    Gambar 2. Manley Vari-mu. Compressor wajib untuk genre pop
    Pemilihan jenis dan setting masterbuss compressor pun berbeda-beda tiap genre. Lazimnya jenis compressor yang dipilih adalah jenis VCA atau optic. Tidak selalu seperti ini namun biasanya saya mulai dari sini untuk selanjutnya tweaking lebih dalam sesuai lagu
    • Untuk jenis musik Funk, biasanya yang ingin ditonjolkan adalah bass dan drum. Maka perlu setting attack yang slow, release yang fast dan ratio yang moderate untuk mengekspose groove dari musik tersebut. Bisa dimulai dari Attack 30ms, release 0.1 – 1ms tergantung tempo dengan ratio 2:1. Jaga Gain reduction sekitar 2-3 db
    • Untuk jenis musik Rock, biasanya ingin ditonjolkan adalah glue dan wide. Maka pilihlah  compressor yang tidak menyempitkan lapang stereo anda. A 30-10ms R0.1-1ms atau auto release. Fitur sidechain sendiri sangat berguna untuk mengeluarkan frekuensi sub agar kick yang menderu tidak menganggu balance keseluruhan track. Jaga gain reduction tidak lebih dari 3 db
    • Untuk jenis musik Dance, yang ingin dicapai biasanya gain maksimal dan punch. Pilih compressor dengan karakter transparan dan punch. A 30ms R0.1ms dengan gain reduction sampai 5 db. Fitur parallel compression akan sangat berguna dalam menjaga agar compression bisa maksimal dengan less artifact
    • Untuk pop biasanya ingin dicapai adalah glue dan enhance. Pilih biasanya jenis compressor tube dengan karakter smooth. A 30-10ms R 1-2 ms atau auto release. Gain Reduction 1-2db


    Pemakaian Masterbuss compressor sendiri jangan diandalkan untuk mendapatkan balance, karakter ,dan glue. Balance dan glue harus dimulai sejak compression setiap channel dilakukan, masterbuss comp hanya sebagai topping agar dinamika dan karakter lagu “keluar” dengan sempurna.

    Oleh : Dya Pratama Andryan

    Mixer Mackie | Mixing Tutorial | Studio Rekaman  | Home Recording




    Mengetahui apa itu limiter beserta fungsinya

    $
    0
    0
    Seperti halnya efek Compressor, efek Limiter juga bekerja memproses sinyal audio dan berfungsi mengurangi rentang dinamis audio signal. Compressor dan Limiter juga memiliki interface dan knob-knob yang serupa, seperti Treshold, Ratio, Input, Output, Gain, Attack dan Release.

    Limiter juga masih termasuk dalam kategori Compressor, Definisi sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry adalah: Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels, stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts a gentle ?squeeze? on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer.

    Fungsi limiter seperti namanya, yaitu me-limit/membatasi signal audio, biasanya digunakan untuk membuat output yang konstan, sinyal input akan dibatasi dengan threshold dan output akan dibesarkan sesuai kebutuhan. Compressor juga dapat bertindak sebagai Limiter ketika rasio kompresi kompresor melebihi 10:1.


    Merujuk kepada diagram diatas, sinyal yang melebihi threshold dikurangi hingga ke tingkat threshold sehingga sinyal tidak pernah melewati limit. Alat ini terkadang digunakan untuk melindungi peralatan dari sinyal tajam yang bersifat merusak. Namun, solusi ini mengakibatkan distorsi berat karena kerja limiter berlaku seperti penjenuhan.

    Seperti pada artikel Tentang Compressor dan Fungsinya, berikut fungsi parameter-parameter yang ada pada Limiter:

    Threshold
    Ambang batas compressor mulai berkerja atau aktif. Contoh: jika compressor disetting thresholdnya pada angka 0 artinya si compressor akan aktif atau belertja disaat sinyal menyentuh angka 0dB, tapi jika sinyal tidak menyentuh angka 0 berartis si compressor belum bekerja.

    Ratio
    Mengkuantifikasi reduksi pada amplitudo sinyal diatas ambang batas, atau perbandingan sinyal in dan out.
    • 1:1 tidak ada kompresi, sinyal output sama dengan input
    • 2:1 sinyal diatas ambang batas dikurangi setengah. Jika sinyal melebihi batas sebesar 10 dB, nilainya tereduksi menjadi 5 dB.
    • Nilai lain termasuk 3:1, 4:1, dst. Untuk nilai rasio lebih tinggi dari 10:1, kompresor bertindak seperti limiter.

    Attack time
    Waktu yang dibutuhkan sebelum sinyal tercompress. Attack time ini diukur menggunakan milisecond (ms). Contoh: jika attack time disetting pada angka 0ms berarti compressor akan langsung bekerja, karena tidak ada tenggang waktu sebelum sinyal tercompres, maka soundnya akan terdengar tumpul. Sebaiknya setting attack time lebih lambat agar sinyal tetap memiliki attack yang bagus atau nendang.

    Release Time
    Waktu yang dibutuhkan compressor untuk kembali ke keadaan tidak kompresi, tujuannya adalah memperhalus aksi compressor. Hitungan release sama seperti attack, yaitu meggunakan ms (milisecond). pengaturan release time yang salah kadang membuat audio menjadi pumping.

    Hold Time
    Setelah amplitudo sinyal input kembali ke bawah ambang batas, kompresor mereduksi aksinya selama waktu release hingga mencapai rasio kompresi 1:1. Waktu hold memungkinkan waktu release ditunda setelah sinyal kembali ke bawah ambang batas, sehingga kompresor tetap aktif untuk waktu yang lebih lama.

    Output
    Output bisa dikatakan sebagai gain. Anda dapat menggunakan output dari compressor untuk meningkatkan level volume.

    Artikel ini disalin dari :
    rumahrekam.com

    Dengan referensi dari :
    kursusaudio.wordpress.com

    Bagaimana cara / teknik merekam drum (drum recording)

    $
    0
    0

    Drum adalah salah satu instrumen musik yang paling rumit untuk direkam, mendapatkan hasil rekaman drum yang bagus bukan cuma didapat dari kualitas drummer dan engineer, tetapi juga dipengaruhi kualitas alat yang digunakan (drum, mic, kabel, dll) dan teknik memposisikan microphone. Dalam tutorial ini, kita akan membahas dasar-dasar merekam drum di studio anda.


    Equipment
    •  Drum Set
    •  Microphone
    •  Pre amp
    •  Dan equipment recording lainnya


    Tunning
    Untuk mendapatkan hasil rekaman drum yang bagus, anda harus sangat memperhatikan tune dari drum tersebut. Tune drum mempengaruhi kualitas audio, dan jika tune sudah bagus maka pekerjaan editing dan mixing nantinya akan lebih mudah.

    Kick, Snare, Tom dan Floor pada umumnya memiliki 2 skins (atas & bawah)
    1. Batter head skin (atas) : berpengaruh terhadap "attack" dan initial pitch
    2. Resonant head skin (bawah) : berpengaruh terhadap "overall pitch" dan sustain.

    Tiap drum kit (Kick, Snare, dan Toms ) memiliki ukuran & materi bahan yang berbeda-beda, dan artinya tiap ukuran & materi memiliki resonan bunyi nada yang berbeda-beda pula. Ada beberapa Snare yang memiliki resonan bunyi dengan badwidth yang lebar, artinya Snare bisa ditune dari nada rendah sampai nada tinggi dan tetap menghasilkan Tone yang sempurna. Sebaiknya tunnning Snare sesuai nada dasar lagu, dan tunning tom dan floor mengikuti nada intervalnya.



    Recording Kick
    Gitar bass dan kick drum adalah apa yang menjaga alur lagu, dan Kick drum adalah pusat dari rhythm section lagu anda. Untuk merekam kick, anda dapat menggunakan microphone seperti Sennheiser E602, SM57, AKG D112, Neumann KM184 atau R92 (ribbon microphone) sangat terserah selera dan budget yang anda miliki untuk membeli microphone tersebut. Mulailah menempatkan microphone di kick drum dan dengarkan. Bagaimana suara yang dihasilkan? Jika boomy (terlalu low dan tidak jelas), tempatkan mikrofon lebih dekat dengan beater untuk suara kejelasan, jika itu suara yang dihasilkan terlalu ketat, maka geser kembali hingga mendapatkan sound seperti yang diinginkan. Lakukan percobaan eksperimen untuk posisi mic tersebut, dan tidak ada cara yang benar atau salah untuk melakukannya.


    Tips:
    • Gunakan 2 microphones (dalam & luar). Microphone yang ditaruh di dalam untuk mendapatkan "attack" dari batter dengan baik. Microphone yang ditempatkan di luar untuk mendapatkan sound sub low.
    • Tapi untuk penggunaan 2 microphone perhatikan juga tentang Phase (korelasi antara kedua microphone). Saat mendapatkan posisi yang dirasa enak (In-PHASE), coba lakukan check PHASE, dengan cara membalik phase dari salah satu microphone. Jika suaranya jadi aneh / lemah / low-nya ilang (Out-of-Phase), berarti posisi mic yang sebelum di balik phase-nya sudah benar.


    Recording Snare
    Mendapatkan suara snare drum yang baik sangat mudah jika snare tersebut memang suaranya bagus, tune, sesuai karakter lagu dan dimainkan oleh drumer yang baik. Untuk merekam Snare anda dapat menggunaka microphone Shure Beta 57A, Josephson C42, Heil PR20, BeyerDynamic M201, dan lain-lain. Anda dapat menggunakan 2 microphone untuk merekam snare, 1 ditempatkan diatas dan 1 lagi dibawah.



    Tips:
    • Gunakan 3 mic (2 di atas, dan 1 di bawah). Untuk 1 mic atas untuk mendapatkan "attack" & "snappy" dan 1 mic lagi untuk mendapatkan "Body". Kedua mic tersebut kita ikat dgn selotip dengan posisi yang sama dan ditaruh dibawah hihat dengan kemiringan 45derajat menghadap ke pusat SNARE (berlawanan dengan hi-hat) untuk meminimalkan spil / bocoran dari hi-hat.
    • Sedangkan untuk bottom snare anda dapat menggunakan dynamic microphone agar suara rattle yang terekam tidak terlalu tajam dan lebih natural ketimbang menggunakan condenser microphone. Dan jangan lupa membalikan phase untuk snare bawah karena arah penangkapannya yang berlawanan dengan microphones di atas.


    Recording Toms
    Pada kebanyakan drum kit, anda akan menemukan berbagai jumlah set tom, semua dari jangkauan tonal yang berbeda, biasanya drummer akan memiliki tom tonal tinggi, midle, dan tom lowh. Kadang-kadang anda akan menemukan drummer yang lebih beragam yang memanfaatkan beberapa tom semua disetel berbeda. Tapi pada studio recording biasanya cukup menggunakan 2 tom dan 1 floor saja. Microphone yang digunakan tidak jauh berbeda dengan microphone snare.



    Tips:
    • Anda juga dapat menggunakan 2 microphone untuk 1 tom, tapi 1 microphone juga sudah cukup
    • Posisikan microphone 45 derajat mengarah ke tengah skin


    Recording Hi-Hat & Ride
    Anda bisa saja tidak menaruh microphone pada Hi-Hat atau Ride, dan suara terekam melalui overhead. Tapi sebaiknya gunakan chanel sendiri atau tetap merekamnya secara individual untuk Hi-Hat dan Ride (terpisah dengan overhead), hal itu juga akan memudahkan proses mixing. Hal pertama untuk merekam hi-hat adalah pemilihan hi-hat itu sendiri, hi-hat sangat rentan suaranya terekam terdengar murah dan bersuara sangat tajam seperti kaleng. Gunakan hi-hat dan percymbalan yang bagus, yang karakternya tebal dan tidak terlalu tajam.



    Tips:
    • Gunakan microphone ribbon agar transient-nya dapat terjaga dengan baik.
    • Posisikan microphone sekitar 20cm diatas hi-hat bagian luar. Tujuannya adalah supaya mengurangi spil/bocoran dari snare yang terhalang oleh hi-hat bagian dalam.
    • Ketinggian microphone pun diatur supaya suara overall hi-hat dapet direkam dengan baik.


    Recording Overhead
    Mic positioning untuk overhead adalah hal yang paling penting untuk mendapatkan sound overhead yang bagus, selain itu ini juga akan sangat berpengaruh terhadap overall sound drum. Tujuan utama dari Overhead? ini adalah untuk mengambil seluruh suara piece instruments (namun lebih menitikberatkan pada cymbals) dan untuk menyatukan semua individual mic lainnya supaya suara semuanya terdengar sebagai 1 kesatuan. Anda dapat menggunakan microphone AEA R84, AKG C414, Oktava MC012, Marshal MXL series dan sebagainya.



    Tips:
    • Penempatan awal dimulai dengan mengikuti teknik dasar ?3-to-1 Rule?, yaitu posisi dasar penempatan 2 microphone dimana jarak antara mic 1 dengan mic 2 haruslah 3x dari jarak antara salah satu mic terhadap instrument (drums). Formula ini dibuat untuk menghindari masalah Phase/comb filter.
    • Pan microphone 1 full kanan dan mic 2 full kiri (dead Left dan Dead Right)
    • Check Phase, dengan cara membalikan phase dari salah satu mic. Jika suara yang terdengar menjadi berat ke kiri/kanan (out of phase), maka artinya posisi sebelumnya sudah betul.
    • Ruangan/acostic room yang baik akan sangat berpengaruh pada track overhead.
    Setelah langkah-langkah recording drum di atas, mulailah untuk merekam. Biasanya anda akan memerlukan efek Gate dan Compressor untuk editing setelah tracking selesai.

    Disalin dari :
    Rumahrekam.com

    Referensi dari :
    audiostation.net
    homerecording.about.com

    Apa fungsi dan kegunaan DI Box / Direct Box

    $
    0
    0
    Fungsi dan kegunaan Di Box atau Direct Box adalah, untuk mengubah sinyal Unbalance menjadi Balance. Agar sinyal dapat dikirim melalu kabel yang bemeter- meter panjangnya tanpa mengurangi kualitas sinyal secara signifikan. Oleh karena itu, peran Di Box untuk pertunjukan live sangat dibutuhkan, karena untuk kabel yang digunakan dari panggung ke mixer depan/FOH lumayan panjang, sekitar 50 meter kurang lebih. Umumnya DI Box digunakan untuk instrument seperti gitar, bass, keyboard, synthesizer dsb.

    Kemudian bagaimana dengan rekaman, apakah peran DI Box dibutuhkan? Jawabannya tergantung apa yang digantung, hmmm.. maksud saya tergantung pada kabel yang digunakan. Kalau panjang kabel hanya berkisar 3 - 5 meter rasanya masih belum membutuhkan DI Box. Instrument Switch atau Hi-Z Switch aja sudah cukup.


    Pada Behringer GI1000 terdapat fitur "Virtual 4x12 Cabinet Emulation" yang mengubah sinyal spekear menjadi sinyal line yang balance, maksudnya mixer FOH seolah membaca sinyal tersebut sama seperti dari microphone yang ditodong ke speaker kabinet. Ada beberapa cara pemasangan DI Box yang dapat digunakan. Misalnya, kita ingin mengambil karakter effect dan head amp. Secara bersamaan, dengan kata lain tidak menggunakan mic todong. Maka untuk urutannya adalah gitar --> effect --> input head --> input DI. sedangkan parallel outnya lgs masuk ke kabinet amp tsb.

    Sedangkan untuk penggunaan mic todong, yang mana si gitaris ingin mengambil ketakter head dan effect secara terpisah. Maka urutanya adalah gitar --> effect --> input DI Box. Parallel outnya masuk ke input head amp. Sedangkan untuk rekaman jika anda ingin mengambil clean yang benar2 orisinil dari pick up gitar anda dan suara dari effect secara terpisah sehingga tidak membutuh dua kali take maka urutannya adalah gitar --> input DI Box. sedangkan parallel out --> effect --> input head amp. + microphone yang ditodongkan ke kabinet / DI Box tambahan, sehingga anda menggunakan dua channel terpisah untuk take gitar anda, aman dan simple bukan??

    Direct ke Audio Interface / Soundcard? Yasudah tinggal gitar --> DI Box --> Audio Interface / Soundcard


    Jadi, dari beberapa cara pemasangan DI Box diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasangan DI Box itu semua tergantung pada kebutuhan si musisi itu sendiri, mana yang lebih baik untuk si musisi tersebut.

    Lalu, apa perbedaan harga antara DI Box satu ke DI box lain sangat mempengaruhi kualitas suara / beda bunyi nya?

    Menurut Bang Indaq :
    Beda bunyi ada, tp harusnya ngk gitu signifikan krn fungsi dasarnya DI box hanya utk merubah sinyal dr unbalans ke balans. Bukan utk kolorisasi.

    Klopun ada fitur tambahan apapun itu, plus 'casing' yg kuat utk segala medan misal menggunakan bahan baja alloy, ya ini yg bikin tambah mahal. Dan ini realistis banget krn setiap produk 'menjagokan' fitur dan durability/daya tahan produk tadi. Fitur plus inilah yg juga membuat harganya juga plus.

    So kembali ke kebutuhan. Anda perlu yg gimana ? Simple, basic, dan casing ngk perlu sekuat baja alloy krn hanya perlu fitur dasar DI dan hanya dipakai indoor di studio, ATAU anda perlu fitur tambahan spt coloring yg kuat, casing tahan segala medan krn dipakai di lingkungan panggung outdoor yg kemungkinan utk rusaknya tinggi ?

    Terakhir kembali ke bujeting anda sendiri utk DI box ini yg reasonable bagi anda pd angka brp. Yg terakhir ini cara yg paling realistis dan simple dalam memilih alat.

    Butuh DI Box untuk keperluan live ataupun recording kamu? Coba check di TokoDistorsi.com

    Disalin dari
    freeantiplaque.blogspot.com

    Referensi lain
    Musiktek.com

    Bagaimana cara / teknik merekam bass (bass recording)

    $
    0
    0
    Instrument bass guitar merupakan pengisi rhytm section sebuah lagu, bass sangat penting pada semua genre lagu, baik pop, punk, rock, jazz, funk dan sebagainya. Biasanya ada anggapan? Sound bass yang bagus adalah yang kawin (nyatu) dengan kick drum? Bagaimana membuatnya? Atau biasanya tiap genre lagu memiliki karakter sound bass tersendiri, seperti bulat, tebal, dan lain-lain, apakah bisa dibuat ketika mixing?. Sound tersebut akan mudah didapat jika dimulai dengan teknik merekam bass yang baik.

    Untuk mendapatkan sound bass yang baik dan seperti yang dibutukan, yang paling penting adalah kualitas bass itu sendiri, karena sound yang dihasilkan nantinya berasal dari karakter asli bass tersebut, jadi usahakan bass dalam keadaan sehat, minimal menggunakan string/senar baru (belum fals/sumbang) dan jika bass active sebaiknya menggunakan baterai baru. Hal kedua yang sama pentingnya adalah kualitas musisi/player yang memainkan bass tersebut, sound yang bagus sekalipun tidak akan menghasilkan kualitas yang bagus dengan permainan yang buruk. Berikutnya adalah teknik merekam bass yang baik, secara umum ada 3 teknik cara merekam bass, yaitu: DI (direct/langsung), menggunakan microphone (todong ampli), atau kombinasi dari keduanya.

    Direct Injection atau Direct Input

    Direct Injection atau sering disingkat dengan DI adalah teknik colok langsung, atau dalam recording adalah merekam langsung. Teknik ini maksudnya adalah bass anda dicolok kabel dan dihubungkan dengan DI box (kotak DI) dan DI box tersebut dihubungkan ke soundcard. Ini sangat disarankan jika bass anda tipe pasif, dan selain menggunakan DI box, anda juga dapat menggantinya dengan pre-amp sebelum masuk ke soundcard.


    Kelebihan dari Merekam langsung adalah anda akan mendapatkan sound bersih dari bass yang anda rekam. Dan selama kualitas bass tersebut bagus dan permainan musisinya juga baik, anda akan mendapatkan sound yang terekam tersebut dapat dengan mudah dicompress, diedit dan di equalizing nantinya.

    Merekam Menggunakan Microphone (todong)
    Kebanyakan engineer memilih merekam bass menggunakan amplifier daripada menggunakan DI. Merekam menggunakan microphone lazim disebut dengan istilah todong mic, caranya bass tersebut dicolok ke amplifier bass (seperti saat latihan/manggung), lalu didepan cabinet amplifier tersebut ditaruh microphone (biasanya menggunakan dynamic microphone), lalu microphone tersebut dihubungkan ke soundcard. Suara dari microphone tersebutlah yang akan direkam ke DAW.


    Kelebihan dari teknik todong adalah mendapatkan sound yang sudah dikompresi secara alami oleh speaker amplifier tersebut, selain itu tidak hanya mendapatkan karakter bass, tapi karakter amplifier tersebut, yang jelas karakter tersebut akan sulit didapat menggunakan virtual amplifier di DAW.

    Artikel ini disalin dari
    rumahrekam.com

    Tips untuk vocalist saat recording / rekaman

    $
    0
    0


    Bagi yang mau jadi penyanyi atau vocalis yang merekam vocal, mungkin artikel ini cucok banget buat nambah ilmu kalian dalam take vocal / merekam vocal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam take vocal :
     
    1. Artikulasi Kata
    Nyanyi adalah ungkapan yang harus disampaikan. Jadi bernyanyilah seperti kita berbicara atau berkata-kata. Maka si pendengar lagu akan bisa menangkap dengan jelas apa yang kita sampaikan. Seandainya kita bicara tidak jelas, maka orang yang kita ajak bicara pun bilang “maaf, anda tadi ngomong apa?” nah itu akan mempengaruhi sekali terhadap hasil take vocal kita. Jadi intinya adalah harus jelas artikulasi kata kita, kalau kita sudah bernyanyi dengan jelas seperti orang berbicara, maka tidak sadar pula bahwa kita sudah bernyanyi dengan padat atau “tight”.

    2. Memilih Microphone
    Memang tak banyak studio rekaman yang menyediakan pilihan microphone yang banyak. Tetapi bila anda mendapatkan studio dengan fasilitas pilihan mic banyak, manfaatkanlah fasilitas tersebut dan carilah mic yang sesuai dengan karakter/warna vocal anda. Biasanya untuk vocal dibutuhkan polar pattern Cardiod (Unidirectional Mic), yang mana suara hanya tertangkap dari arah depan dan agak berkurang bila anda menyanyi dari sisi mic tersebut.

    3. Jarak Mic
    Take vocal atau merekam vocal yang bagus adalah berjarak 1 jengkal tangan antara mic dan bibir kita atau 15-24 centimeter, karena bila kita bernyanyi dekat sekali dengan mic, maka akan menimbulkan suara “beb” (letupan) ataupun “desis” (hizzing) yang terlalu berlebihan. Memang ada plugin yang menanggulangi masalah desis itu yaitu “De-Esser” atau hardware pop-filter untuk letupan (plossive), cuma alangkah baiknya kalau itu kita tanggulangi dari saat rekaman. Sebagus-bagusnya alat recording ataupun plugin, tidak bisa sealami orang bernyanyi natural, jadi mulailah belajar untuk bernyanyi dengan jarak yang cukup baik mulai sekarang.

    4. Tone Vocal
    Banyak yang bilang kalau jaman sekarang rekaman itu, semuanya bisa di atasi dengan peralatan yang serba canggih, itu memang betul sekali. Tapi satu hal yang tidak bisa disamakan antara manusia dan peralatan yaitu “tone vocal” atau karakter kita. Mungkin vocal bervolume kecil bisa di manipulasi dengan berbagai macam peralatan compressor sehingga terdengar menjadi keras. Tapi sesungguhnya vocal itu hanya keras tapi tidak bertenaga (powerless). Untuk dikalangan musisi senior atau pakar audio yang handal, pasti mereka bisa membedakan mana tone asli dan hasil manipulasi alat. Untuk itu, maksimalkan ‘tone vocal’ Anda.

    5. Compressor
    Fungsi compressor adalah untuk mengompres vocal yang terlalu besar dinamikanya. Nah, sebenarnya manusia sendiri punya compressor. Teriak tapi tidak peak, yaitu dengan cara menahan alunan tenaga dari diaphragm ke pita suara,tetapi tidak mengurangi nada/tone vocal kita. Itulah yang disebut “level control”, di perlukan teknik serta latihan yang cukup untuk dapat menguasainya dengan baik.

    6. Soul / Penjiwaan (Rasa)
    "…seorang vocalist pun harus belajar bagaimana bisa “memanipulasi” atau memerankan peran yang berbeda dalam setiap lagu-lagu yang akan dinyanyikan.."

    Sebenernya semua ini berkaitan antara penjelasan yang satu dengan penjelasan yang lainnya. Soul/rasa/feel itu sangat penting buat seorang penyanyi. Karena rasa itu digunakan untuk menyampaikan apa isi dari lirik lagu yang kita nyanyikan. Menurut saya, vocalist itu sama seperti pelaku peran dalam sinetron atau drama, kenapa? Sebab pelaku peran itu biasanya bisa memainkan emosi/mood yang sesuai dengan peran yang akan diperankannya. Nah, sebaiknya seorang vocalist pun harus belajar bagaimana bisa “memanipulasi” atau memerankan peran yang berbeda dalam setiap lagu-lagu yang akan dinyanyikan..walau dia hanya mengekspresikannya dengan suara doang. Nah disini lah letak pentingnya dinamika bernyanyi, karena bisa memainkan emosi pendengar. Walaupun sesungguhnya sang penyanyi tidak lagi dalam kondisi sedih tapi harus nyanyi sedih. Kalau hal itu sudah dapat kamu pahami dan jiwai, dijamin suara kamu bakal terdengar lebih baik.

    7. Review
    Setelah take vocal selesai, coba dengarkan lagi tanpa ada satupun plug in atau efek yang menempel di track kita (flat). Apakah kamu sudah maksimal seperti apa yang di bahas dari point 1-6? Apakah kamu sudah ngerasa nyaman dengan hasil suara kamu selama bernyanyi, apakah sudah ada fill/soul/rasanya di setiap kata yang kamu ucap? Cobalah mengulangnya kembali kalau memang belum, sebaiknya dikoreksi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

    Memang bernyanyi itu tergantung mood atau perasaan hati, jadi jagalah mood itu baik-baik selama kamu melakukan rekaman vocal. Ulangi lagi esok hari, kalau memang mood itu tidak ada. Have fun and be fun, saya sarankan saat anda melakukan rekaman, jangan tegang dan jangan ragu untuk meminta pendapat dari operator studio, produser atau orang yang berada saat kita rekaman.

    8. Tips :
    • Bernyanyilah dengan artikulasi yang jelas !
    • Pilihlah mic yang memperkuat karakter suara Anda !
    • Atur jarak mic dengan mulut dengan benar !
    • Maksimalkan ‘Tone Vocal’ dari dalam diri Anda, bukan dengan bantuan alat !
    • Jaga dinamika suara atau gunakan ‘compressor’ alami yang ada dalam diri Anda !
    • Tunjukkan emosi saat bernyanyi sesuai kebutuhan lagu !
    • Review hasil rekaman suara asli Anda !


    Ditulis oleh Krish

    Disalin dari Musiktek.net
    Viewing all 73 articles
    Browse latest View live